Harapan CeDPPIS & APINDO Lampung Usai Shinta Terpilih Jadi Co-Chair GISD Alliance

Harapan CeDPPIS & APINDO Lampung Usai Shinta Terpilih Jadi Co-Chair GISD Alliance
Ket Gambar : Ketua Umum DON APINDO, kini juga Co-Chair of GISD Alliance 2023-2025, Shinta Widjaja Kamdani. | dok Fikra Azmy/Muzzamil

Harapan CeDPPIS & APINDO Lampung Usai Shinta Terpilih Jadi Co-Chair GISD Alliance

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Widjaja Kamdani resmi terpilih menjadi Co-Chair of Global Investor for Sustainable Development (GISD) Alliance periode akhir 2023 hingga 2025 mendatang.

Ketua umum perempuan pertama asosiasi profesi perekonomian dirian tahun 1952 ini ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, mendampingi Group Chairman of Standard Chartered, Jose Vinals, sebagai Chair of GISD Alliance, pada forum tahunan GISD Alliance kelima, 31 Oktober 2023 lalu.

Penunjukan Shinta jadi orang nomor dua di aliansi investor finansial dan non finansial global bentukan PBB guna menghasilkan solusi peningkatan aliran pendanaan yang mampu menutup kesenjangan pembiayaan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) tersebut, diyakini turut dilapisi pembuktian kiprahnyi sebelumnya.

Baik selaku duta swasta Indonesia, dimana Shinta Widjaja Kamdani menjadi salah satu dari 30 CEO/pemimpin perusahaan global yang ditunjuk Sekjen PBB bergabung menjadi anggota GISD Alliance sejak 2019 silam.

Mau pun dalam kapasitas Shinta sebagai perempuan Indonesia pertama yang sekaligus tunai mandat menjadi Ketua B20 Indonesia 2022, kelompok pelinifokus penjangkauan dan keterlibatan (business outreach and engagement) pada forum G20 Bali.

Terhadap keterpilihannyi, Shinta Kamdani menandaskan untuk menyelesaikan masalah kesenjangan pendanaan dan investasi SDGs, memerlukan kolaborasi regional dan nasional.

"Selama ini GISD Alliance telah melakukan engagement dengan key policy makers seperti G20, G7, dan Uni Eropa yang mayoritas terdiri atas negara maju. Sudah saatnya hasil kerja Aliansi menjawab tantangan pendanaan proyek SDGs di level regional, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia," lugas Shinta, menambahkan hal tersebut dilakukan dengan memperluas engagement dengan sektor privat kawasan yang mewakili developing and under-developed countries.

Pendiri Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) ini berharap agar melalui posisi kepemimpinannyi dapat menjembatani keterwakilan sektor privat Indonesia, lebih terhubung dengan sektor finansial, standard setter, sampai multilateral development bank (MDB).

Juga, dapat memberikan porsi lebih banyak bagi kepentingan serta perspektif negara berkembang. Termasuk, rekomendasi bagi restrukturisasi arsitektur keuangan yang butuh skema dan taksonomi tepat demi mempercepat mobilisasi pendanaan sektor privat yang diperlukan oleh emerging and developing countries seperti Indonesia.

Sadar strategis, program APINDO selaku representasi jejaring bisnis Indonesia di antaranya meningkatkan investasi dalam negeri, ia berharap lewat keterlibatannyi, GISD Alliance kian fokus melakukan advokasi, meningkatkan engagement pengusaha nasional dan regional, serta meningkatkan awareness penggunaan instrumen keuangan dan pendanaan sebagai solusi kesenjangan investasi berkelanjutan.

Misal, terkait pemanfaatan blended finance sebagai instrumen keuangan inovatif untuk pembiayaan proyek SDGs yang menjadi salah satu tantangan kuat negara berkembang.

"Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman memadai pelaku usaha sektor riil soal skema, project viability, minimnya bankable project, hingga regulasi dan kebijakan yang tumpang tindih," Shinta membeberkan.

Merujuk Peta Jalan SDGs menuju 2030, kebutuhan pendanaan SDGs Indonesia sekitar Rp67 ribu triliun, dengan selisih kebutuhan pendanaan sekitar Rp14 ribu triliun.

Sektor privat Indonesia perlu bersinergi melalui outreach and engagement lewat joint innovative mechanism yang mampu percepat mobilisasi investasi berkelanjutan, sekaligus bersinergi dengan jejaring bisnis global dan regional sebagai ecosystem enabler.

Kemitraan dan aliansi regional yang akan didorong GISD Alliance periode kedepan, diyakini bisa menjembatani pilot initiatives, mengumpulkan data guna validasi skema dan instrumen pendanaan yang dihasilkan GISD Alliance, dan menggunakannya jadi business case yang bisa diadopsi oleh sektor swasta saat berinvestasi.

Dari Lampung, elemen masyarakat sipil dan entitas dunia usaha dunia industri setempat turut mereaksi positif terpilihnya Shinta.

Ketua Badan Pekerja Center for Democracy and Participative Policy Initiatives Studies (CeDPPIS), Muzzamil, dalam keterangannya, Minggu (5/11/2023), menitip harapan melalui kepemimpinannyi di APINDO sekaligus GISD Alliance, Shinta bisa memberikan sentuhan penajaman fokus percepatan pemenuhan kebutuhan kolektif pengurangan risiko kesenjangan linimasa pencapaian SDGs di negara maju vs negara berkembang melalui skim investasi tersusun.

Sementara, Ketua APINDO Lampung Ary Meizari Alfian berharap, Shinta bisa perluas aksesibilitas investor domestik dan unsur maju dalamnya bisa menjangkau kemitraan dengan jejaring inti, terutama dari negara tujuan utama eksportasi produk olahan, negara dengan skema kumulatif kerja sama G2B dan B2B (terutama UMKM) terbesar, serta negara dengan kesamaan platform keberpihakan program pengentasan kemiskinan ekstrem terkuat.

"Bu Shinta diplomat bisnis ulung. Kami harap lewat tangan dingin beliau, Aliansi dapat berbuat lebih supaya mobilisasi arah outreach and engagement pendanaan dan investasi SDGs ini bisa makin dekat dengan rentang kendali keadilan substantif dalam redistribusi programnya bagi rerata negara berkembang. Saya kira itu," harap Ary. (Muzzamil)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment