FKIP Unila Gelar Sinapmasagi ke-5: Menyatukan Matematika, Sains, dan Teknologi dalam Inovasi Pendidikan Berkelanjutan
-
Aidil
- 02 October 2025

Clickinfo.co.id — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) kembali mencatatkan langkah penting dalam kiprahnya di dunia pendidikan dengan menyelenggarakan Seminar Nasional Pembelajaran Matematika, Sains, dan Teknologi (Sinapmasagi) ke-5. Kegiatan yang berlangsung di aula FKIP Unila, Kamis (2/10/2025), ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai penjuru daerah, baik secara luring maupun daring.
Mengusung tema besar “Inovasi Interdisipliner dalam Pendidikan MIPA untuk Mewujudkan Pembelajaran yang Berdampak dan Berkelanjutan”, seminar tersebut berlangsung hangat dan penuh semangat akademik. Sejak pagi, peserta tampak antusias mendaftar dan saling berinteraksi. Suasana aula semakin semarak dengan tampilan dekorasi bernuansa ilmiah serta pameran poster penelitian yang dipajang di beberapa sudut ruangan.
Kehadiran Tokoh Penting
Acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh paduan suara mahasiswa FKIP. Kehadiran Sekretaris Kota Bandar Lampung, Iwan Gunawan, yang mewakili Wali Kota Eva Dwiana, menambah khidmat suasana pembukaan. Dalam sambutannya, Iwan menyampaikan dukungan pemerintah kota terhadap kegiatan akademik yang berdampak langsung pada kualitas pendidikan.
“Sinapmasagi ini menjadi kebanggaan bagi Lampung. Pemerintah kota berharap hasilnya benar-benar bisa dirasakan di sekolah-sekolah, khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran MIPA,” ujarnya.
Suara Para Keynote Speaker
Dua keynote speaker utama menyampaikan gagasan yang membuka wawasan. Prof. Dr. Ida Suryanti, S.Pd., M.Si. dari Universitas Sriwijaya menekankan pentingnya interdisipliner dalam pengajaran.
“Sains dan matematika akan lebih bermakna jika dipadukan dengan teknologi. Siswa membutuhkan pengalaman belajar yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Di situlah guru harus berinovasi,” ungkap Ida.
Sementara itu, Prof. Dr. Neni Hasnunidah, M.Si. dari Unila menyoroti tantangan era digital.
“Hari ini kita tidak bisa hanya mengajarkan teori. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana siswa mampu berpikir kritis, kreatif, bekerja sama, dan beradaptasi. Keterampilan itu akan menjadi bekal mereka menghadapi masa depan,” jelas Neni.
Rektor Tekankan Kolaborasi
Rektor Unila yang dibacakan oleh, Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T., dalam sambutannya mengingatkan bahwa pendidikan harus menghasilkan dampak nyata.
"Pendidikan yang kita hasilkan harus berdampak, bukan sekadar nilai di atas kertas, tetapi juga pada kemampuan kritis, pemecahan masalah, dan kesiapan peserta didik menghadapi dunia yang kompleks,” tegasnya.
Ia juga berharap Sinapmasagi menjadi sarana penting bagi dosen, peneliti, dan praktisi pendidikan untuk memperkuat jejaring akademik.
Dinamika Diskusi dan Antusiasme Peserta
Setelah sesi pemaparan, diskusi berlangsung dinamis. Peserta, baik guru maupun mahasiswa, aktif mengajukan pertanyaan seputar strategi mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran MIPA. Tidak sedikit pula yang berbagi pengalaman praktik di lapangan, sehingga forum terasa hidup dan interaktif.
Peserta yang mengikuti secara daring pun tampak antusias. Lewat ruang virtual, mereka mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan pemateri, menandai bahwa semangat akademik tak terbatas ruang dan waktu.
Sementara itu, di luar ruangan seminar, mahasiswa FKIP turut menyemarakkan acara dengan menampilkan karya inovasi sederhana berbasis teknologi pendidikan. Beberapa stand menampilkan media pembelajaran interaktif, aplikasi digital, hingga robot mini hasil karya mahasiswa.
Harapan untuk Masa Depan
Sinapmasagi ke-5 bukan hanya ajang berbagi ilmu, melainkan juga panggung lahirnya ide-ide segar untuk pendidikan Indonesia. FKIP Unila berkomitmen menjadikan forum ini sebagai tradisi akademik yang memberi kontribusi nyata dalam mencetak generasi muda yang cerdas, adaptif, dan berdaya saing global.
“Seminar ini bukan tujuan akhir, melainkan langkah awal untuk terus berinovasi. Kita berharap ide-ide yang lahir di sini dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembelajaran MIPA yang lebih bermakna,” tutup Suripto.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Sinapmasagi ke-5 menjadi bukti nyata bahwa dunia pendidikan di Lampung terus bergerak maju, membawa harapan baru bagi lahirnya pembelajaran yang relevan, berdampak, dan berkelanjutan. (Nadillah)
Comments (0)
There are no comments yet