Ket Gambar : Film terbaru garapan Adhya Pictures, “Yakin Nikah”, siap tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 9 Oktober 2025. | Ist

Clickinfo.co.id - Film terbaru garapan Adhya Pictures, “Yakin Nikah”, siap tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 9 Oktober 2025. 

Mengusung genre romantis-komedi, film ini disebut-sebut membawa pesan kuat tentang keberanian perempuan modern dalam menentukan pilihan hidup, khususnya di tengah tekanan untuk segera menikah.

Disutradarai oleh Pritagita Arianegara dan ditulis oleh komedian sekaligus penulis skenario populer Bene Dion Rajagukguk, “Yakin Nikah” tidak hanya menyajikan kisah cinta yang manis, tetapi juga menyingkap realitas sosial yang dialami banyak perempuan Indonesia.

Tokoh utama dalam film ini, yang diperankan oleh Enzy Storia, digambarkan sebagai perempuan cerdas dan mandiri yang harus menghadapi pandangan masyarakat bahwa keberhasilan hidup perempuan diukur dari status pernikahannya.

Sutradara Pritagita Arianegara menjelaskan bahwa film ini memiliki misi untuk memberdayakan penonton. 

“Film ini bukan hanya tentang cinta, tapi tentang keberanian perempuan mengenali dirinya sendiri,” ujar Pritagita. 

“Kami ingin penonton, terutama perempuan muda, merasa bahwa ragu itu wajar. Yang penting adalah berani jujur pada diri sendiri,” tambahnya.

Lewat sentuhan humor khas Bene Dion, "Yakin Nikah" berhasil menggabungkan isu kesetaraan gender dan ekspektasi sosial dengan gaya bercerita yang ringan dan menghibur. 

Dialog-dialognya digambarkan tajam, jenaka, namun sarat makna mengenai dinamika hubungan dan tekanan sosial.

Selain Enzy Storia, film ini juga dibintangi oleh Maxime Bouttier dan Jourdy Pranata, yang menampilkan chemistry natural. 

Karakter-karakter ini menghadirkan percakapan yang setara antara laki-laki dan perempuan, mendorong tumbuh kembang hubungan melalui saling pengertian alih-alih didominasi satu pihak.

Secara visual, film ini tampil hangat dan modern, merefleksikan kehidupan urban generasi muda masa kini. Film "Yakin Nikah" disebut menandai langkah baru dalam perfilman nasional yang berani mengangkat tema feminisme ringan mengajak penonton merenung melalui tawa dan empati.