
Clickinfo.co.id - Yuliar Baro sebut Launching Pilkada Tanggamus menginjak kearifan lokal.
Acara peluncuran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Tanggamus yang diadakan pada Senin, 27 Mei 2024, di Lapangan Tangsi, Kecamatan Talang Padang, memicu kontroversi dan kritik dari berbagai pihak.
Acara yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Tanggamus ini dimeriahkan oleh grup musik Kipas Tua dan bintang tamu Happy Asmara dari Jawa Timur.
Namun, acara yang seharusnya menjadi momentum penting dalam rangkaian Pilkada ini justru mendapat sorotan negatif terkait pemilihan pengisi acara dan penggunaan anggaran.
Yuliar Baro, Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Nusantara Indonesia (LPKNI) DPD Tanggamus, secara tegas menyatakan ketidakpuasannya terhadap penyelenggaraan acara tersebut.
"Peluncuran Pilkada ini sangat mengecewakan. Bukan hanya soal anggaran yang besar, tetapi lebih pada penghinaan terhadap kearifan lokal.
"Mengapa mengundang band yang tidak menggunakan bahasa Indonesia sama sekali? Ini Tanggamus, bukan Jawa," ujar Yuliar Baro, Selasa, 28 Mei 2024.
Menurut Yuliar, penggunaan bahasa Jawa dalam seluruh penampilan musik dan hiburan selama acara tersebut tidak menghargai keberagaman budaya masyarakat Tanggamus yang sebagian besar tidak mengerti bahasa Jawa.
Ia menegaskan bahwa seharusnya penyelenggara lebih sensitif dan menghormati budaya lokal.
"Saya sudah menegur mereka agar menggunakan bahasa Indonesia dalam penyampaian lagu-lagu. Tetapi, permintaan saya tidak diindahkan.
"Dari awal sampai akhir acara, semua lagu yang dinyanyikan berbahasa Jawa. Ini bukan hanya tidak menghargai, tetapi juga memecah belah kesatuan kita," tambahnya.
Yuliar Baro juga menyoroti besarnya anggaran yang digunakan untuk acara tersebut, yang menurutnya tidak sesuai dengan kondisi keuangan Kabupaten Tanggamus yang sedang tidak baik.
Ia menganggap pengeluaran tersebut sebagai pemborosan yang tidak perlu di tengah berbagai kebutuhan mendesak lainnya.
"Anggaran yang digunakan untuk acara ini sangat besar. Padahal, masih banyak kebutuhan penting lainnya yang harus diprioritaskan. Ini adalah bentuk penghamburan uang rakyat yang tidak bertanggung jawab," kritik Yuliar.
Ia berharap ke depannya, setiap acara resmi yang diadakan oleh instansi pemerintah maupun lembaga lainnya di Tanggamus lebih memperhatikan kearifan lokal dan menggunakan anggaran dengan bijak.
Yuliar juga mengimbau agar penyelenggara acara lebih selektif dalam memilih pengisi acara, mengutamakan mereka yang bisa menyajikan hiburan yang sesuai dengan budaya dan bahasa setempat.
"Kalau satu dua lagu daerah Jawa, oke lah, namanya hiburan. Tapi kalau 100 persen lagunya Jawa semua, apa tidak bikin rancu dan mengundang kegaduhan?
"Mari kita saling menghargai dan menjaga kebersamaan di bumi Begawi Jejama yang kita cintai ini," tutup Yuliar Baro. (Akmaluddin)
Comments (0)
There are no comments yet