SMA Qur'an Darul Fattah Bekerjasama Dengan Mikrobiologi FMIPA Unila Berhasil Membuat Kertas Anti Bakteri

SMA Qur'an Darul Fattah Bekerjasama Dengan Mikrobiologi FMIPA Unila Berhasil Membuat Kertas Anti Bakteri
Ket Gambar : SMA Qur'an Darul Fattah Bekerjasama Dengan Mikrobiologi FMIPA Unila Berhasil Membuat Kertas Anti Bakteri, Foto: Nana Maulana

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Dalam ajang Olimpiade penelitian Siswa Nasional (OPSI) Kemendikbud 2023, Siswa SMA Quran Darul Fattah yaitu FAKHRI IZDIHAR PRAYITNO PUTRA dan MUHAMMAD JUNDY AL FARUQ yang dibimbing oleh Bapak Sutiarno, S.Si bersama Laboratorium Mikrobiologi Universitas Lampung (UNILA) telah mengembangkan Kertas antibakteri berbahan dasar Limbah Kulit Kopi Lampung.

Latar belakang penelitian tersebut diambil dari hasil observasi dan studi literatur mereka bahwa industri kertas terus mengalami peningkatan permintaan dengan bahan utama selulosa dari kayu. Hal tersebut ternyata menimbulkan bahnyak permasalahan lingkungan seperti banyaknya praktek Illegal logging (penebangan liar) di hutan sehingga kelestarian lingkungan di hutan menjadi terganggu. Sehingga mereka mencari alternatif sumber selulosa alam lain yang berbasis limbah seperti Kulit Kopi.

Kulit kopi memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi yaitu sebesar 49%, maka bahan tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pengganti bahan utama kayu sebagai sumber selulosa. Kulit kopi tersebut dipilih karena Lampung merupakan salah satu provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik (2021), produksi kopi Lampung pada tahun 2020 mencapai sekitar 116 281 ton dengan luas lahan kopi mencapai sekitar 62.345 hektare. Secara fisik kopi memiliki persentase kandungan biji mencapai 52% dan sisanya berupa limbah kulit kopi yaitu mencapai 48% . Hal tersebut sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai material utama dalam pembuatan kertas selain kayu. Untuk meningkatkan kualitas kertas yang dihasilkan, maka mereka memberikan ide dengan melapiskan antibakteri berupa ion Ag+ (Perak) . Mekanisme antimikroba utama dari nanopartikel perak adalah dengan pelepasan ion perak (Humberto dkk, 2014). Ion perak berinteraksi dengan sel dinding bakteri, membran plasma, DNA, dan protein bakteri. Sel bakteri terdiri dari dinding peptidoglikan yang terdiri dari gula dan asam amino yang berada di luar membran plasma. Ion perak mampu berikatan dengan peptidoglikan yang bermuatan negatif, sehingga ion perak mampu berikatan dengan gugus thiol (-SH) dari reseptor dan enzim sepanjang membran peptidoglikan yang menyebabkan kerusakan struktur peptidoglikan dan menghilangkan kemampuan enzim metabolis oksigen dari bakteri. Hal tersebut menyebabkan matinya bakteri. Ion Perak. Ion Ag+ (Perak ) adalah material yang tidak sensitif dan tidak beracun bagi kulit manusia. Hal Ini menjadi keunggulan yang sangat menarik untuk digunakan sebagai pelapis kertas pembungkus makanan. Selain keunggulan tersebut, ion Ag+ juga sangat mudah diperoleh, misalnya dengan proses elektrolisis. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling murah untuk menghasilkan ion Ag+ karena hanya menggunakan tegangan listrik untuk menghasilkan ion Ag+ dalam larutan.

Berdasarkan hasil uji antibakteri yang dibantu oleh Laboratorium Mikrobiologi Universitas Lampung (UNILA) mereka berhasil menghambat aktivitas bakteri gram positif berupa bakteri Bacillus adalah genus bakteri Gram-positif dan Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif. Pada pengujian tersebut berhasil terbentuk zona bening pada media yang menandakan bahwa fungsi antibakteri pada sampel kertas bekerja dengan baik. Bakteri Escherichia coli juga dapat menimbulkan racun yang menimbulkan diare dan Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif yang menyebabkan penyakit dengan mengganggu sistem imun, misalnya gastroenteritis akut dan meningitis. (Nana Maulana)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment