Pendapatan Telkom 2022 Rp147 T, Kuota Internet di RI Termurah Ke-2 di Dunia
-
Muzzamil
- 04 April 2023

Berdasarkan data Telkom, Indonesia saat ini merupakan negara kedua dengan harga kuota internet termurah di dunia, sebesar US$ 0,3 per gygabite (GB) atau senilai Rp5.000 per GB!
Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Pendapatan Telkom 2022 Rp147 T, kuota internet di RI termurah ke-2 di dunia.
BUMN telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., atau Telkom, membukukan penaikan pendapatan sebesar Rp4,1 triliun dari semula Rp143,21 triliun tahun 2021, naik 2,86 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp147,3 triliun pada 2022.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menjelaskan pada Rapat Kerja Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, pada Senin (3/4/2023), berdasarkan laporan keuangan 2022, Telkom meraih pendapatan sebesar Rp147,3 triliun sepanjang Januari hingga Desember 2022, meningkat 2,86 persen y-o-y dari Rp143,21 triliun pada 2021.
"Laju pertumbuhan lebih lambat dibanding realisasi kenaikan pendapatan pada 2021 yang tercatat sebesar 4,94 persen YoY dari Rp136,46 triliun pada 2020," sebut Dirut.
Dirut Ririek menyebut, pendapatan korporat pelat merah pemilik kode bursa efek TLKM ini bersumber dari segmen data, internet, dan jasa teknologi informasi sebesar Rp82,1 triliun, Indihome Rp28,02 triliun, lalu SMS, fixed, dan suara Rp17,89 triliun, interkoneksi sebesar Rp8,47 triliun, serta jaringan dan jasa telekomunikasi lainnya Rp10,81 triliun.
"Secara operasional, Telkom mencatat total mobile data traffic meningkat 18,7 persen YoY menjadi 16.042 petabytes. Sementara, pendapatan IndiHome meningkat sebesar 6,4 persen YoY sejalan dengan tambahan 611.000 pelanggan tahun 2022," ujar dia.
Bagian lain sebelumnya, jebolan S1 Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) 1989 ini bilang, Telkom mencatatkan penurunan laba bersih 2022 sejalan dengan kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo.
Pria asal Yogyakarta yang pernah menjabat Deputi EGM Divisi Infratel PT Telkom medio 2004-2008 ini mengungkap berdasarkan data Telkom, Indonesia saat ini merupakan negara kedua dengan harga kuota internet termurah di dunia, yakni sebesar US$ 0,3 per gygabite (GB) atau senilai Rp5.000 per GB!
"Harga kuota data internet di Indonesia ini menjadikan kita berada di peringkat kedua setelah India seharga US$0,1 per GB. Posisi ketiga diisi Filipina seharga US$0,4 per GB, keempat Thailand dengan US$ 0,5 per GB, kelima Mesir US$1 per GB, keenam Nigeria US$1,1 per GB, ketujuh Brasil US$1,6 per GB, kedelapan Afrika Selatan US$1,7 per 1 GB."
Data bahwa harga data seluler di Indonesia termurah kedua di dunia ini, sekaligus jadi tantangan operator seluler Tanah Air untuk mempertahankan profitabilitas.
Meski harga terjangkau, dirut yang ditunjuk berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada 24 Mei 2019 ini mengungkap pula, masih terjadi kanibalisasi antara anak usaha Telkom yang bergerak di sektor internet tetap dan jaringan seluler, Indihome dan Telkomsel.
Eks Direktur International Carrier Services PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (TELIN) 2008-2010, Direktur Marketing and Sales PT TELIN 2010-2011, dan Dirut PT TELIN 2011-2012 ini menandaskan, hal itu lantaran masyarakat konsumen kerap memakai jaringan WiFi di rumah dan kantor.
"Perangkat WiFi banyak yang terhubung dengan ponsel pintar. IndiHome mencatat peningkatan jumlah perangkat terkoneksi melebihi jumlah pelanggan," kuak Ririek, merincikan perangkat terkoneksi mencapai 150 juta, dengan 92 persen di antaranya adalah smartphone.
Kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengafirmasi progres rencana penggabungan usaha alias merger dua entitas anak usaha Telkom, Telkomsel dan Indihome.
Wamen Tiko sapaannya, menyebut nantinya Indihome dikeluarkan dari bagian TLKM, sahamnya akan di-inbreng ke Telkomsel. Tak ayal, aksi korporasi ini akan berimbas pada berkurangnya saham milik Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (SingTel) di Telkomsel, alias terdilusi.
"Nanti akan di-value kemudian dibandingkan dengan valuasi Telkomsel, hasil akhirnya nanti akan terjadi dilusi kepemilikan Singtel di Telkomsel," kata Tiko di hadapan para wakil rakyat itu, tanpa merinci persentase saham SingTel yang akan terdilusi. Hanya saja dari laporan keuangan Telkomsel 2021, diketahui saham kepemilikan SingTel di Telkomsel saat ini adalah 35 persen.
Tiko bilang, merger diharapkan akan dapat memuluskan jalan Telkom menjadi strategic holding, serta mendorong transformasi Telkom dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan digital infrastruktur.
Sedangkan dalam jangka panjang, Tiko pun berharap ini akan meningkatkan kontribusi laba Telkom, maupun kapitalisasi pasarnya yang dipatok targetnya dapat mencapai Rp500 triliun pada tahun 2025 mendatang.
Bukannya apa, "Terbukti dua tahun terakhir, setelah launching program Five Bold Moves, memang harga saham Telkom meningkat cukup baik, market cap Telkom Rp400 triliun, kami harap market cap Telkom bisa Rp500 triliun di 2025 nanti," ujarnya.
Informasi Dirut Ririek, merger yang akan membuat Indihome kelak menjadi bagian Telkomsel masih terus dalam proses. "Nanti dikabarkan setelah selesai," ujar dia ramah.
Informasi laman resmi 25 Maret 2023 lalu, Dirut Ririek merilis Telkom menutup tahun buku 2022 dengan kinerja memuaskan melalui pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan, Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA), mau pun laba bersih operasi.
Perseroan, ujar dia, berhasil membukukan pendapatan konsolidasian Rp147,31 triliun atau tumbuh 2,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp78,99 triliun, tumbuh 4,3 persen YoY dengan laba bersih operasi Rp25,86 triliun atau tumbuh 7,7 persen YoY.
“Syukur Alhamdulillah, Telkom dapat menutup tahun 2022 dengan cukup baik, baik dari aspek kinerja keuangan maupun operasional. Pencapaian kinerja ini, output dari fokus perusahaan dalam menjalankan strategi utama Five Bold Moves demi menciptakan nilai tambah serta pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan,” sebutnya.
Di segmen Mobile, anak usaha Telkom yakni Telkomsel, membukukan pendapatan Rp89,04 triliun atau tumbuh 1,8 persen dari periode yang sama tahun 2021. Digital Business menjadi kontributor pertumbuhan kinerja dengan kontribusi 81,9 persen dari total pendapatan, tumbuh positif 6,9 persen YoY mencapai Rp72,93 triliun dibanding periode yang sama di tahun 2021.
"Telkomsel melayani 156,8 juta pelanggan dengan data payload yang tumbuh positif hingga 18,7 persen YoY menjadi 16.426.853 TB dan konsumsi payload menyentuh 11.962 MB per pengguna layanan data atau tumbuh 16,1 persen YoY," warta Dirut.
Ada pun, eks Direktur Compliance and Risk Management Telkom 2012-2013, dan Dirut Telkomsel per Januari 2015 sampai April 2019 ini mengimbukan, sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan mobile sekaligus memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, Telkomsel secara resmi menjadi pemenang lelang frekuensi 2,1 GHz dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), November 2022.
Sisi lain, investasi Telkomsel di GoTo menghasilkan synergy value yang cukup baik bagi perusahaan, antara lain integrasi MyTelkomsel dan GoPay demi meningkatkan user experience penggunaan produk digital, integrasi layanan Telkomsel MyAds serta platform GoBiz demi bantu digitalisasi unit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kemudahan bagi mitra GoJek untuk menjadi mitra reseller Telkomsel, dan sebagainya.
Lalu, pada segmen Consumer, pendapatan IndiHome tercatat Rp28 triliun atau tumbuh positif 6,4 persen dari periode yang sama tahun 2021, dengan kontribusi 19 persen dari total pendapatan Perseroan dan EBITDA yang stabil pada kisaran 50 persen.
Ada pun, 90 persen pendapatan IndiHome dikontribusi pelanggan segmen Consumer, lalu selebihnya dari segmen Enterprise. Ririek merinci, IndiHome menutup 2022 dengan pertumbuhan pelanggan sebesar 7,1 persen dari akhir 2021 menjadi 9,2 juta pelanggan, dengan 63 persen merupakan pelanggan Dual Play dan 37 persen pelanggan Triple Play. ARPU IndiHome stabil di kisaran harga Rp268 ribu, didukung pendapatan dari add-ons yang tumbuh 10,4 persen YoY.
Berikutnya di segmen Enterprise, perseroan mencatat kinerja 2022 sebesar Rp19,2 triliun dengan Business to Business (B2B) Digital IT Services dan Enterprise Connectivity, sebagai layanan kontributor utama pendapatan. Pertumbuhan kinerja kuartalan-nya cukup signifikan, 9,3 persen YoY di triwulan IV-2022.
"Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam berikan solusi digital kepada pelanggan," imbuhnya.
Sementara, sambung Direktur Wholesale and International Business Telkom 2013-2015 ini, pendapatan segmen Wholesale and International tumbuh 8,3 persen secara YoY menjadi Rp15,4 triliun yang dikontribusi oleh pertumbuhan bisnis layanan suara wholesale international dan bisnis infrastruktur digital.
Pada bisnis tower, anak usaha Telkom yakni MitraTel mengukuhkan posisi perusahaan tower terbesar di Asia Tenggara, berbasis kepemilikan menara telekomunikasi setotal 35.418 unit tower dengan tenancy ratio 1,47x.
Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp7,7 triliun atau tumbuh 12,5 persen YoY, terutama didorong perolehan sewa menara.
EBITDA dan laba bersih MitraTel di 2022 tumbuh positif 18,5 persen dan 29,3 persen.
Sepanjang 2022, total belanja perseroan (MitraTel) mencapai Rp34,2 triliun atau 23,2 persen dari total pendapatan. Anggaran ini fokus pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
Fokus Strategi Utama Five Bold Moves
Sebagai upaya membangun keunggulan perusahaan yang kompetitif pada domain bisnis Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Service, Telkom menginisiasi strategi utama Five Bold Moves. Strategi, bertujuan memperkuat posisi Perseroan sebagai perusahaan telekomunikasi digital telko kelas dunia, dengan tujuan jangka panjang untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pemangku kepentingan.
Saat ini, Telkom berfokus pada tiga inisiatif: FMC (Fixed-Mobile Convergence), InfraCo, dan DC Co (Data Center). "Serta terus memperkuat fundamental inisiatif B2B Digital IT Service Co, dan DigiCo," ulasnya.
Pada Inisiatif FMC, TelkomGroup akan menghadirkan integrasi bisnis yang kuat antara fixed dan mobile broadband yang akan memberikan pengalaman pelanggan lebih baik dengan capex lebih efisien. Kehadiran FMC diharapkan akan menyediakan berbagai layanan, teknologi, dan paket produk berdasar kebutuhan pelanggan, serta mampu meningkatkan proposisi nilai TelkomGroup dan keunggulan yang kompetitif.
"Seiring implementasi FMC yang tengah dilakukan, TelkomGroup juga menggali potensi InfraCo yang akan mengoptimalkan value dan utilitas aset infrastruktur," tuturnya.
Untuk inisiatif Data Center, TelkomGroup yang memiliki 28 data center di dalam mau pun luar negeri hingga akhir Desember 2022, mencatat kinerja kian baik pada bisnis data center dan cloud sebesar Rp1,6 triliun, sejalan permintaan layanan data center yang terus bertumbuh. TelkomGroup juga tengah mengkonsolidasi seluruh data center yang dimiliki di bawah satu entitas Telkom Data Ekosistem (TDE) dengan brand NeutraDC.
"Proses konsolidasi terus dilakukan dengan estimasi target rampung 2024 mendatang," lugas Ririek.
Pada Desember 2022, Telkom melalui NeutraDC memulai peletakan batu pertama (groundbreaking) Hyperscale Data Center (HDC) ke-2 di Batam. Tak hanya akan melayani berbagai kebutuhan bisnis di Indonesia, HDC Batam disiapkan juga untuk menangkap potensi limpahan permintaan atau spillover dari negara lain, terutama dari Singapura.
"HDC Batam akan dibangun di atas lahan seluas 8 hektar, terdiri tiga kampus berstandar global dengan designed IT load capacity 51 MW, menggunakan energi terbarukan (renewable energy) melalui pengurangan emisi karbon dan mengarah pada peningkatan implementasi ESG, serta mengadopsi sistem multi-tier," lanjut dia.
Ririek memastikan kedepan, TelkomGroup masih akan terus melanjutkan implementasi inisiatif strategis Five Bold Moves.
"Melalui strategi ini, TelkomGroup dapat melakukan diversifikasi dan memperluas pangsa pasar bisnis B2B sekaligus dapat pertahankan posisi sebagai pemimpin pasar B2C yang akan fokus dijalankan Telkomsel, sehingga akhirnya mampu memaksimalkan peluang dan penciptaan nilai bagi perusahaan,” pungkas dirut yang memulai karir di Telkom sejak 1990 ini. (Muzzamil)
Comments (0)
There are no comments yet