Hari Anti Narkoba, DPP LDII Soroti Pentingnya Edukasi Orangtua

Hari Anti Narkoba, DPP LDII Soroti Pentingnya Edukasi Orangtua
Ket Gambar : Dalam rangka memperingati HANI yang jatuh setiap tanggal 26 Juni, DPP LDII menekankan pentingnya peran orangtua dalam mencegah penyalahgunaan narkoba sejak dini. Foto: Istimewa

Clickinfo.co.id - Hari Anti Narkoba, DPP LDII soroti pentingnya edukasi orangtua.

Dalam rangka memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang jatuh setiap tanggal 26 Juni, Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) menekankan pentingnya peran orangtua dalam mencegah penyalahgunaan narkoba sejak dini. 

Komitmen ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk memerangi penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (narkoba) yang merupakan ancaman serius bagi masa depan bangsa.

Dani Pramudya, pengurus Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII sekaligus dokter spesialis emergensi medik, menegaskan bahaya penyalahgunaan narkoba yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental.

"Narkotika adalah zat-zat yang dapat menyebabkan ketergantungan, baik secara fisik maupun psikologis," ujarnya, Rabu, 26 Juni 2024. 

Dani menjelaskan bahwa dalam dunia medis, narkoba adalah senyawa-senyawa psikotropika yang digunakan untuk membius pasien saat operasi atau sebagai obat untuk penyakit tertentu. 

Namun, penyalahgunaan obat-obatan ini tanpa pengawasan medis dapat berakibat fatal. 

"Penggunaan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan ketergantungan, overdosis, dan kerusakan permanen pada organ tubuh," jelasnya.

Sebagai pengurus Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI), Dani juga menyoroti bahwa narkoba bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti kerusakan organ tubuh, gangguan mental, dan bahkan kematian. 

"Dampak negatif penyalahgunaan narkotika terhadap kesehatan fisik meliputi kerusakan organ tubuh seperti hati, ginjal, dan jantung," lanjut Dani.

Selain merusak kesehatan fisik, penyalahgunaan narkoba juga berdampak pada kesehatan mental dan sosial penggunanya. 

"Secara psikis, penyalahgunaan narkotika dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan psikosis. Selain itu, penyalahgunaan juga dapat menyebabkan masalah sosial seperti isolasi dari keluarga dan masyarakat serta keterlibatan dalam kejahatan," tuturnya.

Dani menyoroti bahwa remaja adalah kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba karena mereka berada dalam fase pencarian jati diri yang mudah dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. 

Untuk itu, diperlukan sinergi yang kuat dari semua pihak untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, terutama di kalangan remaja.

"Pencegahan penyalahgunaan narkotika adalah upaya yang memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi generasi muda," ucapnya.

Dani menekankan bahwa keluarga, khususnya orangtua, memegang peranan penting dalam membangun komunikasi positif dan memberikan edukasi kepada anak-anak. 

"Membangun komunikasi terbuka antara orang tua dan anak serta memberikan pemahaman yang jelas tentang risiko penyalahgunaan narkotika," lanjutnya.

Orangtua juga diharapkan dapat mengarahkan anak-anak pada kegiatan positif seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial lainnya untuk mengalihkan perhatian dari narkoba. 

"Menyediakan kegiatan-kegiatan positif seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial lainnya yang dapat mengalihkan perhatian remaja dari penggunaan narkotika," paparnya.

Selain peran orangtua, Dani juga menekankan pentingnya pendidikan agama dalam mencegah anak dari pengaruh buruk narkoba. 

"Membangun kesadaran akan nilai-nilai agama dan moral yang kuat sebagai landasan untuk menolak penyalahgunaan narkotika," tutupnya. (Yus)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment