
Clickinfo.co.id, Jakarta - Mencari pekerjaan di Ibukota Jakarta saat ini sudah semakin sulit. Tidak sedikit calon karyawan yang berhasil masuk disuatu perusahaan berkat adanya kongkalikong orang dalam agar melaju mulus tanpa hambatan sedikitpun.
Diluar itu, demi mencari cuan tidak sedikit orang kelas bawah yang rela melakukan pekerjaan model apapun asalkan hasilnya Halal demi menyambung hidupnya hari demi hari. Lapangan kerja wirausaha mandiri contohnya yang dewasa ini banyak di minati, asalkan modal mencukupi kelebihan usaha jenis ini tidak mengikat waktu bagi pelakunya.
Namun selain modal, faktor lokasi pun perlu diperhitungan sebagai penunjang akan berjalan atau tidaknya suatu usaha yang dilakoninya itu secara kontinyu. Alih-alih mendapat untung, akibat minimnya pemasukan dari pembeli yang sepi, walhasil modal pun lambat laun semakin terkuras tak berimbang dengan pengeluaran.
Ini adalah cerita singkat si Ujang, salah satu pedagang minuman serbaneka sachet di wilayah depan kampus Universitas Muhammadiyah, Ciputat Tangerang Selatan yang terletak tidak jauh dari bendungan Situ Gintung, Kamis (19/1/2023).
Asam garam kerap ia alami selama periode awal dalam proses menjalani usahanya tersebut. Seperti kesulitan mencari lokasi yang strategis, sepi pelanggan, sampai berurusan dengan pihak keamanan.
"Sebelum dapat tempat, sempet cari-cari di seputar Jalan Raya Kampung Hutan. Sudah bayar sewa bulanan, eh yang belinya sepi bang! Klo di trotoar harus kucing kucingan dengan petugas satpol PP dari wilayah kelurahan setempat” tuturnya.
Alhasil dari perjuangan usaha yang terus dilakoninya tersebut, saat ini Ujang bisa dibilang sudah mendapatkan lapak yang menurutnya cocok buat melanjutkan usahanya itu dalam jangka panjang kedepan.
Walaupun harus membayar sewa tempat, hal itu masih dapat dijangkau koceknya dari hasil keuntungan yang berputar selama berjualan. " Ya memang tetep bang kita harus sewa, tapi masih terjangkau. Sewanya ke pengurus RT setempat yang penting saya dapat berjualan. Alhamdulillah dari modal yang terus diputer keuntungannya buat biaya sewa serta itu dapat tercukupi kebutuhan harian” ucapnya
"Alhamdulillah setelah perjuangan dan usaha yang gigih, akhirnya saya dapat juga lapak usaha disini (seberang pintu masuk Universitas Muhammadiyah Ciputat Tangsel). Sudah jelas marketnya (pelanggan) mahasiswa/mahasiswi kampus. Saya jual harga terjangkau, minuman sachet dingin di banderol dari 3 ribu sampai 5 ribu aja. Tinggal buka kasih air mineral sesuai selera konsumen mau panas, hangat, lebih nikmat yang dingin.” lanjut Ujang.
Selain penghuni kampus, rejeki Ujang pun datang dari berbagai konsumen seperti para driver ojek online misalnya. Lapaknya tersebut kerap disambangi driver ojol yang dahaga, biasanya mampir disana sehabis mengantar penumpang.
"Nah ini die disaat saya selesai ngebid istilah driver Ojol, lagi haus ade yang dagang es nih..!keluar kocek 3000 rupiah dah beres hilang dahaga" tandas aki Cunak panggilan driver grabike.
Itulah sekelumit tentang usaha menengah/wirausaha di bidang minuman cepat saji cepat praktis. Semoga mereka dalam beraktivitas selalu di beri kesehatan , keselamatan, kelancaran dan keberkahan.
(Tim Biro Jakarta)
Comments (0)
There are no comments yet