Bandar Lampung dan Pesawaran Sepakati Program Penanggulangan Banjir Terpadu

Bandar Lampung dan Pesawaran Sepakati Program Penanggulangan Banjir Terpadu
Ket Gambar : Pemkot Bandar Lampung dan Pemkab Pesawaran menggelar rakor untuk membahas penanggulangan banjir yang kerap melanda kedua wilayah. | Pemkab Pesawaran

Clickinfo.co.id – Bandar Lampung dan Pesawaran sepakati program penanggulangan banjir terpadu.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesawaran menggelar rapat koordinasi (rakor) untuk membahas penanggulangan banjir yang kerap melanda kedua wilayah.

Rakor yang berlangsung di Ruang Rapat Wali Kota, Senin, 3 Maret 2025, menghasilkan sejumlah program perencanaan terpadu.

Rakor ini dipimpin langsung oleh Walikota Bandar Lampung dan Bupati Pesawaran, serta dihadiri para kepala perangkat daerah terkait.

Tujuannya adalah menjalin kerja sama dan menyusun langkah strategis untuk mengurangi risiko banjir jangka panjang.

Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Pesawaran, Adhytia Hidayat, menjelaskan bahwa langkah awal yang disepakati adalah pemetaan aliran sungai yang berhulu di kawasan hutan register/Taman Hutan Rakyat (Tahura).

"Aliran sungai ini melintasi wilayah Pesawaran dan Bandar Lampung, sehingga berpotensi menyebabkan banjir saat hujan deras," ujarnya, Selasa, 4 Maret 2025.

Pemkot Bandar Lampung dan Pemkab Pesawaran juga berkolaborasi membangun embung atau penampungan air dan infrastruktur penunjang di beberapa aliran sungai.

"Ini sebagai upaya pengendalian air, sehingga aliran air dapat dikontrol melalui pintu-pintu air sesuai kondisi ketinggian dan debit air," jelas Adhytia.

Perencanaan teknis dan survei penentuan titik lokasi pembangunan embung ditargetkan rampung dalam waktu dekat.

Kedua belah pihak juga akan meningkatkan sinergi dengan stakeholder dan swasta untuk memaksimalkan normalisasi sungai dan pembangunan infrastruktur pengendalian banjir.

Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah reboisasi atau penanaman kembali pohon dan tanaman khusus yang memiliki daya serap air tinggi di kawasan hutan register dengan pola agroforestry.

"Yaitu mengkombinasikan antara tanaman pertanian dan tanaman kehutanan, sehingga selain dapat menahan air juga dapat dimanfaatkan masyarakat," kata Adhytia.

Sementara, Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, berharap rencana ini mendapat dukungan dari Gubernur Lampung.

"Penanganan banjir ini memerlukan kerja sama dari semua pihak. Jika kita bisa menyelesaikan ini bersama, dampaknya akan sangat baik bagi masyarakat di masa depan," ujarnya.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment