Clickinfo.co.id – Drama politik di Kabupaten Pesawaran nampaknya belum berakhir.

Gugatan hasil Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Mahkamah Konstitusi (MK) kembali memperpanjang penantian masyarakat terhadap pemimpin baru. 

Warga Pesawaran mengaku jenuh dengan tarik ulur yang terjadi pasca-Pilkada serentak.

Seorang warga Pesawaran, Seni, mengungkapkan kekesalannya pada Selasa, 3 Juni 2025. 

Ia merasa masyarakat telah menghabiskan waktu terlalu lama menunggu hasil setelah adanya laporan ke MK, dan kini harus kembali menghadapi laporan serupa pasca-PSU.

"Jenuh juga lah lama-lama masyarakat disajikan drama-drama yang terjadi di dunia politik ini. Di kabupaten lain yang melaksanakan Pilkada secara serentak sudah menjalankan roda pemerintahan yang baru, sedangkan di Pesawaran masih berkutat di permasalahan hasil pemilihan," kata Seni.

Seni berharap, para calon yang akan berkontestasi di kemudian hari memiliki sikap ikhlas terhadap hasil yang diperoleh. 

"Ketika mereka maju pada pemilihan, harusnya mereka sadar pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Kalau semua-semua hasil harus dilaporkan ke MK, yang menjadi korban adalah masyarakat yang menunggu siapa pemimpin yang akan memimpin Pesawaran," tegasnya.

Senada dengan Seni, warga lain bernama Eka menyoroti dampak laporan hasil PSU ini yang berpotensi memicu perpecahan di kalangan masyarakat.

"Kalau begini kan yang bergesekan masing-masing pendukung dari kedua calon. Hal ini yang bisa memecah persatuan, dan memperpanas suasana kebatinan masyarakat, dan masyarakat juga menjadi terkatung-katung," ujar Eka.

Ia juga menyoroti besarnya anggaran yang telah dikeluarkan untuk Pilkada. Eka berpandangan, apabila drama ini terus berlanjut, masyarakat Kabupaten Pesawaran yang akan dirugikan.

"Stop drama-drama inilah, lebih baik kedua calon ini duduk bersama saling memberikan masukan untuk kemajuan Kabupaten Pesawaran. Kalau begini terus ya semakin panjang episode drama ini," pungkasnya.