Laris Manis Tanjung Kimpul, Pusat Takjil Ramadan Masih Diserbu Warga
-
Muzzamil
- 31 March 2024

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - "Alhamdulillah bang. Laris manis tanjung kimpul. Emang bener ya, Ramadan bulan berkah. Semua dapet berkahnya, yang jual seneng yang beli puas. Sampe tukang parkir juga cair, tuh rame," sahut bergegas Novi, ibu muda pelapak kolak pisang, kolak biji salak, dan sayur matang, trotoar tepi Jl Imam Bonjol, Kemiling, Bandarlampung, Kamis (28/3/2024) petang, bertepatan 17 Ramadan 1445 Hijriah, menjawab pewarta.
Berjualan seorang diri, tangannya begitu cekatan: memasukkan kemasan kolak ke plastik transparan seperempat kilo, diikat, "sudah bang," tangan kanannya menjulur ke arah tubuh sang pembeli tetap di atas jok motornya, bergantian tangan kanan dia ulurkan lembaran uang pecahan Rp10 ribu. "Makasih Teh," ujarnya mengklakson.
Dari mulut sang pembeli, sang penjual yang diketahui berdarah Sunda ini, Teh Novi pun lantas tersenyum lambaikan balik tangannyi.
"Ya kayak ginilah. Tiap hari, saya dari hari kedua. Mulai (berdagang) kadang jam satu kadang jam dua. Ini tadi panas bener kan, jam dua teng saya start. Ini tinggal berapa gelas lagi. Stoknya? Seratus cuma, iya bawa pulang gopek. (Rp500 ribu, red). Tapi puterin modal lagi kan. Alhamdulillah duh si abang, iya iya Aamiin hihi. Alhamdulillah dah kebeli baju Lebaran saya, suami, anak dua, neneknya," lincah nian ia melalap semua tanya.
Tak sendiri, Teh Novi berdagang berdua sang suami, beda lokasi. Busyet, Teh! Cair!
"Makasih ya bang. Bener banget. Sebulan sebelum puasa, sempet debat ama suami. Dia usulnya kolak duren, saya ngotot kolak biji salak. Iya kolak candil, ini. Nah abang lihat sendiri kan, orang tadi, beli dua satu kolak pisang satunya ini. Ada variasi," ujar ia, kala disinggung soal inovasi produk jualannyi.
Bersama Novi, di sepanjang Jl Imam Bonjol seperti disusuri sepanjang Kamis petang, dari seberang bangunan baru Pasar Raya Lebak Budi, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, sampai belok ke arah dua lajur Jl Teuku Cik Ditiro, sampai belokan U-turn depan gerbang Perum Wana Asri, Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, sampai mentok tugu batas Kota Bandarlampung dan Kabupaten Pesawaran, tak kurang dari 286 pelapak setia sambut 'sang raja', para pembelinya.
Belum lagi ribuan pelapak takjil Ramadan di sentra kuliner dadakan selama puasa ini di berbagai sudut kota lainnya. Sebut saja, yang meletak jarang-jarang sepanjang Jl Pramuka Rajabasa, dua lajur Jl Sumantri Brodjonegoro kampus Unila, Jl Zainal Abidin Pagar Alam area Tugu Pemuda Rajabasa, Jl Teuku Umar mentok Kantor Pos Kotaraja.
Lalu sentra bazar takjil di Jl Majapahit, dan sekitar kawasan Enggal, Jl Gatot Subroto area Wisata Kuliner Gatot Subroto (Wiskul Gatsu) Taman UMKM Bung Karno, kompleks Stadion Pahoman, Jl Kesehatan macet di Jl Dr Susilo, Jl Hasanuddin Pasar Kangkung, lalu Jl Laksamana Malahayati, Jl RE Martadinata.
Belum lagi kawasan sekitar UIN Raden Intan Lampung di Sukarame, Jl Ryacudu hingga dekat Gedung Lamban Kuning, Jl Antasari, banyak lagi sudut lainnya. Di sana, puluhan ribu uang kartal saling berpindah dompet, berpindah tangan.
"Aku dari hari pertama. Biasa jam empat dah mulai rame sih bang. Hah, hehe, ya ada aja pokoknya," ujar pelapak kuliner bacang ayam topping jando Bacang Jando Geboy, di tenda sarnavil ngejreng depan gerai bakso-mi ayam Bamieta, Jl Sultan Agung, Labuhan Ratu, Kedaton, Bandarlampung. 15 menit ditongkrongi, tak kurang 11 pembeli.
Berapa ya perputaran uang bisnis khas setahun sekali yang selalu dinanti ini? Halo, Bank Indonesia Lampung, halo Walikota Bandarlampung, adakah ini terhitung?
Pembaca, selamat menuntaskan 10 hari tersisa, puasa Ramadan Anda. Ramadan Kareem. (Muzzamil)
Comments (0)
There are no comments yet