Kontroversi Gedung Bedah RSUDAM: GEPAK Soroti Dana Rp38 Miliar

Kontroversi Gedung Bedah RSUDAM: GEPAK Soroti Dana Rp38 Miliar
Ket Gambar : Ketua Umum Gerakan Pembangunan Anti Korupsi (GEPAK) Lampung, Wahyudi, mengkritik keras penggunaan dana yang dinilai tidak transparan. Foto: Istimewa

Clickinfo.co.id - Kontroversi gedung bedah RSUDAM, GEPAK Lampung soroti dana Rp38 miliar.

Gedung bedah terpadu di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Provinsi Lampung kini menjadi sorotan publik. 

Kali ini, perhatian tertuju pada penggunaan dana sebesar Rp38,10 miliar untuk proyek yang diumumkan pada 21 Maret 2021.

Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2021, dengan pemenang tender PT Harapan Jejama Waway.

Ketua Umum Gerakan Pembangunan Anti Korupsi (GEPAK) Lampung, Wahyudi, mengkritik keras penggunaan dana yang dinilai tidak transparan. 

Terlebih lagi, absennya CCTV di ruang Kutilang, instalasi rawat inap bedah, menambah kecurigaan adanya ketidakberesan dalam pengelolaan anggaran tersebut.

"Pembangunan gedung bedah terpadu ini menelan dana yang sangat besar, namun mengapa fasilitas penting seperti CCTV di ruang Kutilang tidak tersedia? 

"Ini menimbulkan tanda tanya besar," tegas Wahyudi dalam pernyataannya, Jumat, 17 Mei 2024.

Menurut Wahyudi, CCTV merupakan fasilitas vital untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pasien. 

Ketidakadaan CCTV di ruang rawat inap bedah menjadi indikasi adanya ketidakberesan yang perlu diselidiki lebih lanjut.

"RSUDAM seharusnya transparan dan terbuka terhadap masyarakat, terutama terkait penggunaan dana publik. 

"Namun yang terjadi justru sebaliknya, pihak RSUDAM terkesan menghalang-halangi kerja jurnalis yang ingin mendapatkan informasi," ungkap Wahyudi.

Selain itu, lanjut dia, perlakuan kurang baik yang diterima jurnalis saat berusaha mendapatkan informasi terkait kondisi monitor CCTV di ruang instalasi bedah juga menjadi sorotan. 

Jurnalis yang sudah dilengkapi identitas resmi dan uniform media dipersulit oleh petugas keamanan RSUDAM, menambah kecurigaan adanya upaya untuk menutupi fakta sebenarnya.

GEPAK Lampung pun berencana menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki penggunaan dana pembangunan gedung bedah terpadu tersebut. 

Wahyudi berjanji akan membawa persoalan ini ke Aparat Penegak Hukum jika ditemukan bukti adanya penyimpangan.

"Jika nanti terbukti ada hal yang sengaja ditutup-tutupi, kami dari lembaga GEPAK akan membongkar persoalan ini ke Aparat Penegak Hukum. 

"Kami tidak akan tinggal diam melihat ketidaktransparanan ini," tegas Wahyudi.

Sementara itu, pihak RSUDAM belum memberikan keterangan resmi terkait kontroversi ini. 

Sebelumnya, keberadaan dan fungsi CCTV di RSUDAM Lampung menjadi sorotan setelah media menemukan bahwa hanya empat unit CCTV yang aktif di Posko dan tidak ada CCTV di ruang Kutilang pasien bagian bedah. 

Seorang Satpam yang bertugas di bagian bedah ruang Kutilang mengungkapkan pada Selasa, 14 Mei 2024, bahwa sebagian besar CCTV terhubung ke Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit.

Namun petugas yang bertanggung jawab atas kontrol monitor CCTV tidak kunjung memberikan penjelasan mengenai kondisi sebenarnya. 

Media mengalami kesulitan untuk mengakses informasi yang akurat terkait monitor CCTV, ditambah dengan kebingungan karena petugas terkait tidak berada di tempat atau sudah berpindah tugas. (Novis)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment