Kober Akan Gelar Hajatan Kultural Festival Guna Revitalisasi dan Evakuasi Bahasa Lampung

Kober Akan Gelar Hajatan Kultural Festival Guna Revitalisasi dan Evakuasi Bahasa Lampung
Ket Gambar : (Clickinfo.co.id/Rls)

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - KOBER (Komunitas Berkat Yakin), melalui Rumah Kebudayaan Kober, akan menggelar hajatan kultural bertajuk “Menatap Tubuh Bahasa”: Festival Seni Bahasa Lampung,” kata Alexander Gebe saat ditemui di sekretariat KOBER, Minggu 3 Maret 2024 .  

Sebagai ketua pelaksana program Alexander Gebe menjelaskan bahwa Hajat atau acara tersebut direncanakan akan dihelat di Taman Budaya Lampung pada bulan Maret s/d Juli 2024. 

“Semua itu berkat dukungan pemerintah (Kemendikbudristek) melalui program Dana Indonesiana-LPDP 2023: Kategori Pendayagunaan Ruang Publik,” tuturnya.

“Hajat budaya bertajuk Festival Seni Bahasa Lampung ini diselenggarakan berdasarkan satu proposisi permasalahan, yaitu punahnya Bahasa Lampung dalam kurun waktu tiga puluh enam (36) tahun,” tambahnya.

“Proposisi tersebut muncul,” kata Gebe, “Berdasarkan penelitian pakar sosiolinguistik, Prof. Hasyim Gunawan (1984) yang menuliskan bahwa Bahasa Lampung diprediksi akan punah dalam 3 generasi, yang berarti 75 tahun dari tahun 1984. Hal itu didukung pula oleh data Badan Bahasa Kemendikbud tahun 2022 bahwa sebanyak 139 bahasa daerah terancam punah, dan bahasa Lampung ada di antaranya.”

“Kita tahu dari beberapa ahli Bahasa bahwa bahasa merupakan alat utama dalam menjalankan kehidupan sosial. Bahasa dikatakan sebagai sistem simbol nilai budaya. Dalam konteks komunikasi, bahasa mengekspresikan realitas budaya di mana melalui bahasa, fakta, ide, dan peristiwa/pengalaman manusia dapat mengungkapkan, dan sikap serta kepercayaan dapat direfleksikan,” katanya.

“Oleh karena itulah KOBER merasa perlu melakukan revitalisasi, bahkan evakuasi Bahasa Lampung melalui seminar budaya “Cawa Lappung”, beberapa workshop, dan tindak/ekspresi/pementasam seni: Teater, musik, dan puisi,” kata Gebe lagi. 

“Sehingga, melalui Festival ini masyarakat dapat merasakan langsung bagaimana bahasa Lampung yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari bisa tereprsentasi dalam karya seni. Tujuannya jelas: menjaga warisan budaya melalui pemertahanan bahasa ke berbagai macam karya seni, mendorong masyarakat untuk melestarikan bahasa lampung, menciptakan ruang komunikasi yang lebih terbuka terkait pemertahanan bahasa lampung, dan melakukan dokumentasi dan sosialisasi yang baik terhadap ragam seni tradisi di lampung.” 

“Untuk segi manfaat pun jelas, di antaranya membuat para pelaku seni memahami pentingnya mempertahankan eksistensi bahasa Lampung, menginspirasi para ilmuwan, pendidik, pegiat budaya untuk meriset atau mengkaji dalam rangka melestarikan bahasa Lampung. Selain itu, dari sisi Dampak dan sasaran pun demikian. Dampak dan sasaran program ini jelas: menciptakan sikap bahasa yang positif pada masyarakat penutur jati bahasa Lampung (terutama untuk generasi Z atau sekalian generasi milenial), mendorong lahirnya kebijakan yang fokus pada penciptaan ruang kebudayaan berbasis bahasa Lampung. Mendorong Lahirnya berbagai karya, baik seni maupun ilmiah, yang mengusung bahasa Lampung sebagai dasar penciptaan,” kesimpulannya.

Sementara itu Ari Pahala Hutabarat selaku perancang program, saat ditemui di kediamannya mengatakan bahwa, Program ini adalah satu upaya sederhana KOBER agar bahasa dan kebudayaan di tanah Lampung tercinta bisa lebih semarak dan bermakna. (Rl)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment