Keraton Ratu Dipuncak Bersholawat Bareng Majelis Dzikrul Ghofilin & Sema'an Al Quran Jantiko Mantab
-
Muzzamil
- 08 September 2023

Keraton Ratu Dipuncak Bersholawat Bareng Majelis Dzikrul Ghofilin & Sema'an Al Quran Jantiko Mantab
Clickinfo.co.id, LAMPUNG UTARA - Senada hari dan waktu pelaksanaan dengan helat Bandarlampung Bersholawat Bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf yang akan digelar bada Isya, pada Jumat (8/9/2023) malam ini di Lapangan Saburai Enggal Bandarlampung, taja sholawat bersama juga digelar di Bumi Ragem Tunas Lampung dirian 15 Juni 1946, Kabupaten Lampung Utara.
Taja Keraton Ratu Dipuncak Bersholawat Bersama Majelis Dzikrul Ghofilin dan Sema'an Al Quran Jantiko Mantab Lampung Utara itu dilangsungkan mulai pukul 20.00 WIB.
Penyelenggaranya, Majelis Sema'an Al Quran Jantiko Mantaba Lampung Utara, bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Utara, dua organisasi keumatan sejawat lainnya.
"Kegiatan dilaksanakan Jumat 8 September 2023 bertempat di Keraton Ratu Dipuncak, Jl Suttan Ratu Selibar Jagat Nomor 888, Kelurahan Kotabumi Ilir, Kecamatan Kotabumi Kota, Lampung Utara," warta poster digital penyelenggara, menyebut lokasi samping kantor camat setempat itu.
Rencananya, Sholawat Nabi akan dipandu oleh pimpinan Majelis Pencinta Rasulullah (MPR) Lampung Utara, Habib Abdurrahman Al Hadad. Acara, terbuka untuk umum.
Sebagai informasi, Keraton atau Keratuan Ratu Dipuncak, merupakan salah satu destinasi wisata sejarah warisan leluhur masyarakat adat Lampung di wilayah pusat kota Kotabumi, ibukota kabupaten tertua di Lampung ini, sekaligus kediaman resmi dari salah satu tokoh adat, masyarakat adat dan masyarakat hukum adat setempat, Ahmad Akuan Abung gelar Nadikyang Pun Minak Yang Abung yang juga Badan Perwatin Lappung Pepadun Kutobumi Tigo Gandung.
Sekadar pengingat, Majelis Dzikrul Ghofilin ini merupakan majelis dzikir pewaris tradisi dan pelestari Dzikrul Ghofilin yang digagas oleh tiga kiai kharismatik NU, tritunggal Kiai Hamid Pasuruan, Kiai Hamim Jazuli (Gus Miek), dan Kiai Achmad Shiddiq, sejak tahun 1960.
Disarikan kembali dari resensi buku oleh dosen Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB) Banyuwangi Ach. Tirmidzi Munahwan atas buku "Dzikir Agung Para Wali Allah" karya M Nurul Ibad dieditori Abdillah Halim, penerbit Pustaka Pesantren, Yogya medio 2012 silam, disitat dari laman NU Online 11 Juni 2012, ketiga kiai telah dikenal oleh banyak kalangan khususnya nahdliyin.
Kiai Hamid Pasuruan (Mbah Hamid) dikenal berkemampuan spiritual tinggi, makamnya hingga kini selalu disesaki peziarah.
Kiai Hamim Jazuli (Gus Miek), dikenal kiai kontroversial, nyeleneh, punya kemampuan supranatural yang dalam istilah kalangan pesantren disebut khariqul adat (ragam kejadian aneh yang sulit dijangkau akal manusia) dan nyentrik, namun diakui para kiai khos, Kiai Abdul Madjid, Kiai Mubasyir Mundzir, Kiai Abdullah Umar Kediri, Kiai Hamid Pasuruan, dan Kiai Hamid Kajoran.
Gus Miek ini penggagas utama sekaligus penulis teks Dzikrul Ghofilin, yang banyak curahkan tenaga, perhatian, perjuangkan Dzikrul Ghofilin. Di Surabaya, Gus Miek memulai kegiatan Dzikrul Ghofilin yang cuma diikuti beberapa orang hingga jadi belasan jama’ah, berpindah-pindah dari jama’ah satu ke jamaa’ah lainnya. Sebelum Dzikrul Ghofilin dimulai, Gus Miek mengajak jama’ahnya terlebih dahulu berkumpul di makam Sunan Ampel, membaca al-Fatihah 500 kali, baru berangkat ke rumah yang menerima giliran acara Dzikrul Ghofilin.
Kiai Achmad Shiddiq selain dikenal perumus Pancasila, peletak dasar khittah NU 1926 yang diputuskan di Situbondo Jawa Timur, gagasan dan ide-ide segarnya juga tak lekang ditelan zaman. Antara lain, tentang pembaharuan NU, serta konsistensinya mengabdi pada NU dan bangsa Indonesia.
Pada 1972 Shiddiq jadi pengikut pemula Gus Miek, ikut berdakwah lewat Dzikrul Ghofilin.
Ujar buku “Dzikir Agung Para Wali Allah” itu, yang ditulis oleh Muhammad Nurul Ibad ini, di dalamnya menguraikan sejarah Dzikrul Ghofilin dan pengikut ajaran Gus Miek. Adapun yang menjelaskan mengutip penjelasan sejarah Dzikrul Ghofilin dari Kiai Ahmad Shiddiq dan Kiai Maftuh Basthul Birri, pengikut dan hafizh al-Qur’an yang aktif mengikuti kegiatan Jantiko Mantab sejak periode pertama, amalan Dzikrul Ghofilin seperti al-Fatihah, shalawat, tahlil, dan sebagainya adalah amalan yang biasa dilakukan umat Islam sejak dulu, tak bertentangan dengan ajaran akidah ahlussunnah waljama’ah yang dalil dan rujukannya jelas dalam Qur’an dan Hadits.
Apa saja Inti ajaran Dzikrul Ghofilin? Yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara berdzikir. Menurut Gus Miek, fadhilah utama Dzikrul Ghofilin adalah murni tujuan akhirat, murni kebahagiaan di akhirat, dan biasanya orang yang benar-benar menata akhiratnya urusan duniawinya juga akan ikut tertata. Dengan demikian, cara termudah menurut Gus Miek adalah dengan mencintai para kekasih Allah dan orang-orang saleh.
"Jika kita mencintai auliya’ kekasih Allah, dan sholihin orang-orang shaleh, maka besok kita akan dikumpulkan bersama mereka (kutipan penjelasan halaman 65)".
Hingga warta ini naik siar, belum diketahui pasti siapa saja daftar tetamu undangan yang turut diundang hadir malam ini.
"Allahumma sholli alaih!" (Muzzamil)
Comments (0)
There are no comments yet