Kampanye di Kampus: Momentum Uji Publik Calon Kepala Daerah

Kampanye di Kampus: Momentum Uji Publik Calon Kepala Daerah
Ket Gambar : Sekretaris Pengurus Cabang AIPI Lampung, Triono. Foto: Istimewa

Clickinfo.co.id - Kampanye di kampus jadi momentum uji publik calon kepala daerah.

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengizinkan kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) di perguruan tinggi disambut positif oleh berbagai kalangan, termasuk akademisi. 

Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Lampung menilai langkah ini sebagai sebuah terobosan yang dapat meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.

Sekretaris Pengurus Cabang AIPI Lampung, Triono, mengatakan bahwa kampanye di kampus bukan hanya sekadar sosialisasi politik, namun juga merupakan bagian dari pendidikan politik. 

“Kampus sebagai pusat intelektual memiliki peran penting dalam membentuk opini publik. Dengan adanya kampanye di kampus, mahasiswa dan civitas akademika lainnya dapat secara langsung berinteraksi dengan para calon pemimpin daerah dan menguji visi misi mereka,” ujar Triono, Selasa, 20 Agustus 2024 

Triono menambahkan bahwa kampanye di kampus dapat menjadi ajang untuk meningkatkan literasi politik generasi muda. 

“Mahasiswa sebagai generasi milenial memiliki potensi besar untuk menjadi pemilih yang cerdas. Melalui kampanye di kampus, mereka dapat belajar tentang berbagai isu politik dan memilih pemimpin yang sesuai dengan harapan mereka,” jelasnya.

Menurut Triono, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan kampanye di kampus, yaitu:

Meningkatkan kualitas demokrasi, menjadi ajang uji publik, meningkatkan literasi politik, hingga membentuk pemimpin yang berkualitas.

Meskipun memberikan banyak manfaat, kampanye di kampus juga memiliki sejumlah tantangan. 

Salah satunya adalah potensi terjadinya polarisasi di kalangan mahasiswa. Untuk itu, perlu adanya aturan yang jelas dan tegas terkait penyelenggaraan kampanye di kampus agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.

AIPI Lampung berharap agar kampus tetap bersikap netral dan tidak terlibat dalam politik praktis. 

Kampus harus menjadi tempat yang inklusif di mana semua pihak dapat menyampaikan pendapatnya secara bebas dan terbuka.

“Kami berharap kampanye di kampus dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Semoga ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia,” pungkas Triono. (Zul)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment