Diduga Keracunan Program Makan Gratis, 18 Siswa SD di Tanggamus Dilarikan ke Puskesmas

Diduga Keracunan Program Makan Gratis, 18 Siswa SD di Tanggamus Dilarikan ke Puskesmas
Ket Gambar : Istimewa

Clickinfo.co.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru berjalan di Kabupaten Tanggamus, Lampung, tercoreng setelah 18 siswa SDN 1 Way Jaha, Kecamatan Pugung, dilarikan ke Puskesmas. 

Para siswa mengalami gejala mual, muntah, dan lemas setelah menyantap menu yang dibagikan pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Menurut keterangan Kepala Sekolah SDN 1 Way Jaha, Heri Purnomo, insiden terjadi usai sekolah menerima 379 paket makanan sekitar pukul 09.05 WIB. 

Makanan yang terdiri dari tahu, lele, nasi, dan buncis, tercium aroma tidak sedap. 

"Sebagian anak langsung mengeluh mual, ada yang muntah di tempat, bahkan sampai lemas," kata Heri.

Meski seluruh paket makanan ditarik kembali, beberapa siswa sudah terlanjur mengonsumsinya. 

Sebanyak 18 siswa segera dilarikan ke Puskesmas Rantau Tijang untuk mendapatkan penanganan medis. 

"Total siswa yang mendapat perawatan medis berjumlah 18 orang, bukan 30 seperti kabar yang beredar," tegas Heri.

Saat dikonfirmasi, pihak Yayasan Darul Fatah selaku pengelola program MBG di Pugung menolak memberikan keterangan. 

"Petugas sudah pulang, besok libur," ujar seorang penjaga.

Sementara itu, Irwan, yang mengaku sebagai pemilik dapur sekaligus jurnalis, meminta agar peristiwa tersebut tidak diberitakan. 

"Itu bukan kasus keracunan, Bang. Saya mohon agar kejadian ini tidak diberitakan," pintanya, seraya menambahkan bahwa pendistribusian makanan ke SDN 1 Way Jaha sudah dihentikan.

Ia juga menyarankan awak media untuk menghubungi seorang personel TNI untuk mendapatkan keterangan resmi. 

Namun, personel TNI tersebut menolak memberikan komentar dan kembali mengarahkan awak media untuk berkoordinasi dengan Irwan.

Ketiadaan transparansi ini menuai kritik tajam dari Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional (LPKNI) Tanggamus, Yuliar Baro. 

Ia menilai insiden ini menunjukkan lemahnya pengawasan dari hulu ke hilir.

"Baru berjalan tiga hari sudah bermasalah. Pengawasan lemah dari pengolahan, pengepakan, hingga distribusi," tegas Yuliar.

Yuliar juga menyoroti keputusan penghentian distribusi ke SDN 1 Way Jaha. 

"Bukan introspeksi, malah berhenti begitu saja, seolah tak mau dikritik. Saya berharap yayasan lebih transparan, karena ini menyangkut nyawa," lanjutnya, sembari menuntut evaluasi menyeluruh terhadap dapur MBG di Pugung.

Hingga saat ini, penyebab pasti dari gejala yang dialami para siswa masih menunggu hasil uji laboratorium. 

Sampel makanan telah dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Pihak Puskesmas Rantau Tijang hanya memastikan gejala yang dialami adalah muntah, pusing, dan sesak napas ringan. 

Dari 18 anak, hanya satu yang sempat dirawat inap, sementara yang lainnya diperbolehkan pulang. (Akmaluddin)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment