Bertopeng Salvador, Lingkaran Kecil Sampaikan Kritik "Indonesia Darurat Demokrasi"

Bertopeng Salvador, Lingkaran Kecil Sampaikan Kritik "Indonesia Darurat Demokrasi"
Ket Gambar : (Clickinfo.co.id)

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Sekelompok pemuda misterius menyuarakan aksinya di bundaran Tugu Air Mancur Universitas Lampung (UNILA) dan Halaman depan Rektorat UIN Raden Intan Lampung, pada Jum'at malam, (2/2).

Dengan menggunakan kostum serba merah serta topeng Salvador Dali, beberapa pemuda misterius ini membawa pamflet yang bertuliskan 'Indonesia Darurat Demokrasi' sebagai tajuk protes yang mereka bawa.

Damar selaku konseptor gerakan mengatakan bahwa, aksi malam ini diinisiasi oleh kelompoknya yang dinamakan Lingkaran Kecil yang identik dengan kostum Salvador Dali.

"Kami menamai kelompok ini dengan Lingkaran Kecil. Melalui wajah Salvador Dali yang kami gunakan sebagai simbol pemberontakan, Lingkaran Kecil ingin memberikan peringatan kepada mahasiswa dan kampus-kampus yang ada di Lampung, bahwa kondisi Demokrasi di Indonesia hari ini sedang tidak baik-baik saja," ungkapnya.

Damar juga menjelaskan secara tegas, aksi itu dalam rangka menyuarakan soal kekacauan sistem demokrasi Indonesia dengan realita pada hari ini.

"Hari ini kami merasa ada hal yang harus disuarakan karena adanya kekuasaan yang dijalankan secara kesewenang-wenangan dan banyak hal yang dilanggar demi melanggengkan kekuasaan kelompoknya dan jelas itu tidak baik untuk pertumbuhan demokrasi bangsa," tegasnya.

Dirinya juga menambahkan, beberapa kampus besar di Indonesia. Sudah menyatakan sikap soal kegagalan demokrasi yang dijalankan para penyelenggara negara.

"Kampus-kampus besar di Indonesia seperti UI, UII, UGM, UNHAS, UNPAD dan UNAND. Sudah menyampaikan sikapnya melawan soal kesewenang-wenangan penguasa hari ini," tambahnya.

Ia juga mengajak kepada seluruh elemen mahasiswa dan kampus-kampus yang berada di Lampung, untuk menyuarakan hal ini dengan cara apapun sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa ini.

"Kita lakukan apa yang memungkinkan dengan menyuarakan cara seperti, kampanye di sosial media, diskusi, bahkan mobilisasi massa. Sampai pada akhirnya Demokrasi dapat berjalan normal kembali pada koridor yang seharusnya dan tidak terjadi kesewenangan atas nama kekuasaan," tutupnya.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment