Aliansi FEB Menggugat, Dekanat Unila Abaikan Kekerasan Ormawa

Aliansi FEB Menggugat, Dekanat Unila Abaikan Kekerasan Ormawa
Ket Gambar : Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi FEB Menggugat menggelar aksi demonstrasi di pelataran Dekanat FEB Unila pada Selasa, 27 Mei 2025. | Ist

Clickinfo.co.id – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi FEB Menggugat menggelar aksi demonstrasi di pelataran Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) pada Selasa, 27 Mei 2025.

Aksi ini menyoroti dugaan pembungkaman kasus kekerasan dan pelanggaran etik yang dilakukan oleh oknum organisasi kemahasiswaan (Ormawa) serta berbagai krisis multidimensi di lingkungan FEB Unila.

Massa aksi mulai berkumpul sejak pukul 08.00 WIB dan bergerak menuju Dekanat FEB pada pukul 10.00 WIB. 

Mereka menuntut transparansi, keadilan struktural, perbaikan fasilitas kampus, dan penindakan tegas terhadap kekerasan dan intimidasi oleh oknum Ormawa yang dinilai telah dibiarkan.

Jenderal Lapangan aksi, M. Zidan Azzakri, mengungkapkan bahwa ada bukti kuat berupa rekaman medis, pernyataan korban dan keluarga, serta bukti percakapan digital yang menunjukkan adanya kekerasan dan intimidasi. 

Namun, menurutnya, Dekanat FEB tidak menunjukkan sikap tegas.

“Menurut bukti rekaman medis, pernyataan korban dan keluarga, serta bukti percakapan digital, telah terjadi kekerasan dan intimidasi. Namun sampai hari ini, tidak ada sikap tegas dari Dekanat. Ini adalah bentuk pembiaran dan pembungkaman terhadap korban,” tegas Zidan.

Aliansi FEB Menggugat menyampaikan empat tuntutan utama kepada Dekanat:
Menghapus Ormawa yang terbukti melakukan kekerasan dan pelanggaran etik.
Mengadili pelaku kekerasan sesuai prosedur hukum dan etika kampus.
Melakukan klarifikasi publik secara terbuka.
Menghentikan segala bentuk intimidasi dan pembungkaman terhadap korban.

Pertemuan antara perwakilan mahasiswa dengan Dekan, Wakil Dekan I, dan Wakil Dekan III pada pukul 10.30 WIB tidak membuahkan hasil signifikan. 

Pihak Dekanat menolak menandatangani Pakta Integritas yang diajukan mahasiswa sebagai komitmen atas tuntutan.

“Penolakan untuk menandatangani Pakta Integritas hanya menunjukkan sikap tidak serius dan arogan dari pimpinan fakultas terhadap masalah ini,” lanjut Zidan.

Selain isu kekerasan, mahasiswa juga menyoroti
Transparansi keuangan, kinerja staf kampus, dan fasilitas akademik yang dinilai minim, terutama di Gedung F yang kekurangan AC, proyektor, dan komputer penunjang pembelajaran.

Aksi yang berakhir pukul 12.00 WIB ini belum menghasilkan kesepakatan konkret. 

Oleh karena itu, Aliansi FEB Menggugat menyatakan akan menggelar aksi lanjutan dengan skala lebih besar dalam waktu dekat. Mereka juga mengajak seluruh mahasiswa Unila untuk bergabung dalam perjuangan ini.

“Tekanan kami sepenuhnya tertuju pada Dekanat FEB Unila. Kami tidak akan berhenti sampai Dekan dan jajaran menunjukkan tanggung jawab dan komitmen terhadap keadilan dan kebenaran,” tutup Zidan.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment