Qurban Memangkas Rasa Kepemilikan, Qurban Melatih Kesetiakawanan Sosial

Qurban Memangkas Rasa Kepemilikan, Qurban Melatih Kesetiakawanan Sosial
Ket Gambar : Semangat Qurban, semangat pembebasan. | Muzzamil

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Hari ini kalender pemerintah, kita merayakan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 Hijriyah.

Satu hari, demikian khatib salat sunnah Idul Adha di Masjid Al Bayaan, Perumahan Bukit Bilabong Jaya, Kelurahan Bilabong Jaya, Kecamatan Langkapura, Bandarlampung, sayang lupa nama, di penggalan khotbah dia lumayan padat, Kamis 29 Juni 2023, pukul 07.08 hingga 07.31 Waktu Indonesia Barat.

Dimana seluruh umat muslim sedunia, saat tiba 10 Dzulhijjah beramai-ramai berkurban hewan ternak, penyempurna Rukun Islam kelima: menunaikan haji bagi muslim yang mampu, yang bermula dari kisah si kaya raya empunya banyak sekali hewan ternak piaraan, nun dia tak kunjung beroleh keturunan.

Dimana begitu dia punya anak, Allah menguji iman sabar, menguji keimanan, kesabaran, sekaligus keikhlasan seorang Nabi Ibrahim AS. Dengan titah perintah melalui mimpi, untuk menyembelih leher putra belahan jiwa, perhiasan dunia akhiratnya, Nabi Ismail AS.

Dan, Ibrahim pun lolos ujian. Kecintaan dia kepada Ismail, tak sanggup jua mengalahkan kecintaan dia kepada Allah semata. Allah lalu mengganjar dia, seketika detik terakhir saat ayun pedang ke arah leher sang putra yang terbaring ikhlas Lillahi Ta'ala, tubuh Ismail pun tergantikan seekor domba.

Ismail selamat, Ibrahim terpana, detik terakhir itu, ternyata yang dia sembelih tak lain seekor domba. Ismail baik-baik saja. Tiada gores tiada luka. Allahu Akbar!

Dan keikhlasan Ibrahim ini pun turut pula disaksikan senyum malaikat. Sebagaimana kisah lengkapnya dapat kita simak dalam Qur'an Surah Ash-Shaaffaat ayat 99-111.

Firman Allah, yang menjelaskan perjalanan kisah Nabi Ibrahim menyembelih putranya, Nabi Ismail, sebagai kurban untuk keimanan dan ketakwaan sang Nabi Ibrahim AS.

Per transliterasi, Q.S. Ash-Shaaffaat tersebut,

Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih."

"Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:

"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?' 

Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya).

Dan Kami memanggilnya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,

(yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”

Dari ayat Quran di atas, Ismail dengan keyakinan iman kepada Allah rela disembelih sang ayah. Ismail meminta ayahnya ayunkan pedang ke lehernya. Berat hati, Ibrahim bulatkan niat dan tekad, buang rasa ketakutan pada Allah. Seketika firman Allah datang dengan mengganti Ismail dengan seekor domba untuk disembelih dijadikan kurban.

Hari ini, ujar khatib Masjid Al Bayaan, "Kita kembali merenungkan kisah pembelajaran soal makna Qurban, makna berkurban dan berkorban, dari teladan yang kita dapatkan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Apa itu, bahwa hakikat Qurban adalah memangkas rasa kepemilikan," terang khatib, imbuhkan Qurban mengajarkan kita, untuk senantiasa bersyukur dengan apa pun nikmat yang telah, yang tengah, yang akan Allah beri.

"Bila setiap kita adalah Ibrahim, maka ingatlah bapak ibu jamaah Ied yang dirahmati oleh Allah, bisa jadi harta kita adalah Ismail-nya, anak-anak kita adalah Ismail-nya, pangkat jabatan kita adalah Ismail-nya, usaha kita adalah Ismail-nya, saldo kita adalah Ismail-nya, rekening kita adalah Ismail-nya, sawah kita ladang kita adalah Ismail-nya, dan seterusnya. Maka dari itu, lepaskanlah rasa kepemilikan tadi, sadarkan diri semua titipan belaka," khatib memesonakan jamaah.

Hal kedua, khatib menambahkan, Qurban sejatinya melatih kesetiakawanan sosial. Bagi umat muslim yang mampu secara ekonomi berbondong berkurban.

"Pun bagi muslim yang tidak mampu secara ekonomi, berbondong sumbang tenaga, ide gagasan, dan gotong royong memuliakan proses penyembelihan hewan ternak yang dikurbankan," ujar khatib, tak kuasa menahan tangis hingga sesenggukan dari mimbar saat munajat doa sesi dua khotbah bermaknanya.

Pun beriak seka air mata banyak jamaah demi menyimaknya.

Sidang Pembaca yang budiman. Bagi anda umat muslim dimana pun berada, dengan segenap kerendahan hati, izinkanlah kami, segenap jajaran redaksi Clickinfo.co.id khaturkan Selamat Hari Raya Idul Adha.

Semangat Qurban, semangat pembebasan. (Muzzamil)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment