Proses Demokrasi Pilpres 2024 sedang Tidak Baik-Baik Saja Untuk Menuju Indonesia Gemilang
-
Novis
- 04 February 2024

Clickinfo.co.id, Menuju Indonesia Gemilang sudah barang tentu banyak yang dikoreksi dan diperbaiki namun jangan dirubah total semua kebijakan.
Berganti kepala negara akan berganti kebijakan, namun ya jangan semua dirombak tanpa melihat sisi baiknya kepala negara sebelumnya.
Dari masa ke masa pasti setiap kepala negara akan ada kenangan baik yang ditinggalkan sebagai amal jariyahnya sebagai pemimpin yang adil masuk syurga tanpa hisab.
Saat menjelang akhir masa jabatan pak Jokowi, , jangan sampai diturunkan dengan gelombang rakyat besar yang dapat melumpuhkan keamanan dan perekonomian masyarakat dan negara.
MPR dan DPR tidak bisa mengatasi Demokrasi Indonesia dan masih berpihak kepada penguasa.
Sudah jelas UUD 1945 pasal 1 ayat 2 menentukan “kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.” Konsekuensi dari pasal tersebut telah menempatkan MPR sebagai organ negara yang super body dan merupakan lembaga tertinggi dalam negara.
Artinya proses demokrasi yang menentukan bukan kepala negara apalagi disetir dan para presiden, wakil presiden dan para menteri boleh mengkampanyekan Capres dan Cawapres sedangkan rakyat dituntut untuk Jurdil dan LUBER.
Rakyat tidak masalahkan itu dinasti ketika demokrasi berjalan dengan baik tanpa harus menggunakan fasilitas dan alat negara dengan tangan besi pak Jokowi selaku presiden.
Belum lagi permasalahan sekarang yang menghitung hari dan menunggu masa tenang untuk Pemilu para menteri, presiden dan wakil presiden ikut cawe-cawe mendukung capres dan cawapres dengan dalih peraturan yang membolehkan presiden, wakil presiden menteri berkampanye dengan syarat dan ketentuan.
sedangkan ASN tidak boleh berkampanye namun masih boleh untuk memilih lain halnya TNI dan Polri benar benar tidak memilih dan tidak boleh pula berkampanye.
ASN, TNI dan Polri dituntut harus netral sedangkan Presiden, Wapres dan para menteri pucuk pimpinan tertinggi sebagai contoh namun mencontohkan kurang baik dan secara terang-terangan mengkampanyekan Capres dan Cawapres yang sedang berkontestasi politik.
Presiden Joko Widodo memiliki penerus tahta dan jabatannya sebagai Cawapres yaitu Gibran sebagai anak kandungnya.
Dari permasalahan Gibran dari umur syarat Cawapres di muluskan oleh MKMK bagaimana ketika Prabowo melenggang satu putaran menang di 14 Februari 2024 akan banyak rakyat Indonesia ini beranggapan Prabowo Gibran menang dengan kecurangan dan tidak fair play.
MPR dan DPR apakah tidak sanggup untuk memakzulkan pemberhentian Joko Widodo sebagai Presiden NKRI karena pak Joko Widodo memiliki anak kandung yang sedang maju sebagai Cawapres, sudah barang tentu Bapak kandung dengan anak kandung walaupun secara tidak tersurat akan membantu Gibran dan tidak netral.
Kita lihat beberapa kali pertemuan pak Jokowi dengan pak Prabowo beberapa hari kebelakang bertemu dengan Pak Prabowo saat berkampanye.
Secara makna tersirat itu menggambarkan pak Jokowi siap memenangkan pak Prabowo Gibran Menuju Presiden 2024-2029.
Sebaiknya pak Joko Widodo sebagai Kepala Negara untuk dapat mengundurkan diri sebagai Presiden karena Gibran sebagai anak kandungnya presiden Joko widodo sehingga dapat menyatukan rakyat semua, rakyat dapat damai dan tidak terulang kembali gelombang mahasiswa dan rakyat untuk menurunkan presiden, dikarenakan Pilpres tersisa menghitung hari Pemilu 2024.
Gelombang rakyat dan mahasiswa akan berhenti serta rakyat semakin hormat dan cinta kepada pak Jokowi dan pak Jokowi hebat dan martabatnya semakin baik ketika pak Jokowi dapat mengambil moment ini untuk mengundurkan diri dari Presiden.
Karena rakyat hanya meminta presiden, wapres dan para menteri saat Pemilu 2024 ini tidak menggunakan fasilitas dan alat negara untuk melenggangkan dan meraih kekuasaan.
Pak Jokowi mundur selangkah namun akan menang banyak langkahnya demi Indonesia dan pak Jokowi bermartabat.
Kami yakin dan percaya rakyat Indonesia, pak Jokowi adalah Kepala negara yang memiliki pengaruh power politik yang luar biasa demi Indonesia emas, jangan sampai dibuat celah dan kecintaan rakyat Indonesia kepada Pak Jokowi semakin pudar ketika Pak Jokowi memaksakan jabatannya sampai Oktober 2024.
Telah terbukti saat pak Jokowi memimpin NKRI menjadi presiden lawannya pak Prabowo, Sandiaga Uno bisa disatukan menjadi kabinet untuk kerja bersama, apalagi hanya ini, pak Jokowi tidak hanya mementingkan keluarga dan kelompok namun untuk Indonesia besar dan Maju sehingga terwujud Indonesia damai, adil dan makmur yang diamanahkan pada pembukaan UUD 1945 alinea Ke 4.
Pak Jokowi telah membuktikan kalau pak Jokowi bekerja sebagai seorang presiden NKRI bukan petugas partai diakhir jabatannya dia sanggup keluar dari Partai PDIP yang mengusungnya.
Pak Jokowi hanya mundur selangkah saja namun akan menang banyak langkah kedepannya.
Pak Jokowi akan berbesar hati untuk rakyatnya, membuktikan kepada rakyat Indonesia kalau pak Jokowi tidak haus akan jabatan dan tahta seorang presiden demi rakyat Indonesia bukan demi kepentingan kelompok dan keluarga.
Pasangan Capres 02 Prabowo Gibran akan melenggang bermartabat ke kursi presiden tanpa adanya kecurangan, tanpa menggunakan alat dan fasilitas negara.
Penulis Novis
Comments (0)
There are no comments yet