Pilkada: Fenomena Kotak Kosong dan Tantangan Politik Praktis

Pilkada: Fenomena Kotak Kosong dan Tantangan Politik Praktis
Ket Gambar : Foto: Istimewa

Clickinfo.co.id - Pilkada fenomena kotak kosong dan tantangan politik praktis

Diskusi mengenai Pilkada tengah ramai diperbincangkan di berbagai sudut, baik di media sosial maupun obrolan santai di kedai kopi. 

Topik hangat ini mencakup fenomena kotak kosong, partai politik yang tidak merekomendasikan kadernya, hingga berbagai spekulasi lain yang berkembang di masyarakat.

Menurut perspektif pribadi saya, situasi yang terjadi saat ini adalah hal yang biasa dalam konteks proses dan komunikasi politik. 

Popularitas, ketidaksukaan, dan preferensi politik hanyalah bagian dari harmoni politik praktis. 

Pada akhirnya, pihak yang siap secara finansial, memiliki jaringan yang kuat, dan berani mengambil keputusan akan menjadi pemenang dalam kontestasi ini.

Narasi "tapikan" yang sering muncul di tengah masyarakat, dalam dunia politik, tidak dikenal. Yang menjadi penentu adalah siapa yang siap lahir dan batin serta tidak ragu untuk maju. Harus diingat, biaya politik sangat mahal.

Beberapa pihak mungkin akan memilih kotak kosong sebagai bentuk protes, yang tentu saja merupakan hak konstitusional setiap warga negara. 

Namun, pilihan ini juga membawa konsekuensi, yaitu daerah yang bersangkutan mungkin akan mengalami ketidakstabilan dalam pemerintahan selama kurang lebih lima tahun hingga Pilkada berikutnya.

Sebagai bahan kritik, seharusnya para pegiat muda, akademisi, dan mereka yang memahami hukum lebih mendalami undang-undang yang memberikan celah bagi proses ini. 

Setiap produk hukum yang dihasilkan tentu melalui proses dan mekanisme politik. 

Tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah berani melakukan judicial review terhadap UU Pemilu, Pilkada, dan partai politik. Siapakah yang berani melakukannya?

Lampung tidak kekurangan orang-orang yang "berani" bertindak kontroversial, namun sayangnya, sulit untuk menemukan mereka yang berpikir konstruktif dan ikhlas dalam membangun daerah ini.

Pilkada dan Pemilu adalah pesta demokrasi. Yang terpenting setelah pesta ini usai adalah mengawal kebijakan dan proses pembangunan serta mempersiapkan regenerasi kepemimpinan di masa depan.

Pada akhirnya, semuanya demi Lampung dan Indonesia tercinta.

Artikel ini ditulis oleh, pengamat politik Lampung, Rifcky Basri

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment