Merekam Pilkades Riang Gembira Desa Kawasan Industri Rangai Tritunggal

Merekam Pilkades Riang Gembira Desa Kawasan Industri Rangai Tritunggal
Ket Gambar : BELEPOTAN CERIA - Warga menunjukkan jari tercelup tinta usai mencoblos, bareng panitia celup tinta unjuk jari belepotan, meningkahi suasana riang gembira, Pilkades Rangai Tritunggal, Katibung, Lampung Selatan, Kamis 31 Agustus 2023. | Muzzamil

Begitu berdaulatnya, mereka. Tak rela hak suaranya demi menang terpilihnya cakades jagoan, demi untuk yang fasih mereka sebut nahkoda kemajuan desanya, hilang percuma hanya karena kondisi fisik tak melega.

Clickinfo.co.id, LAMPUNG SELATAN - Sadar hajat penting sekian tahun sekali, redaksi enggan kompromi terus ngegas memacu motor bebek matik jenama produksi Negeri Sakura keluaran 2016, menempuh perjalanan darat kurang lebih 20 km dari sisi kantor PWI Cabang Lampung, Jl Ahmad Yani, Kelurahan Palapa, Kecamatan Enggal, Bandarlampung, ke sebuah lahan kosong nan luas bertembok keliling setinggi 2,5 meter di kiri Jalan Raya Lintas Sumatera (Jalinsum) Rajabasa-Bakauheni KM 18, persis setelah Hotel Pasir Putih, seberang Terminal Semen Tiga Roda sebelum SPBU 24.354.39 Tarahan, Desa Rangai Tritunggal, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan, titik keramaian dituju pada Kamis pagi, 31 Agustus 2023.

"Ibu, ini tempat pemungutan suara Pilkades Rangai Tritunggal?" tanya spontan redaksi sembari ngerem, ke lima ibu dengan secarik kertas samar terlihat merupakan surat undangan mencoblos di tangannya, ditengah crowded, tepi jalanan yang turut tersendat lalu lintas dua arah kendaraan pelintasnya, baik ke Bakauheni mau pun arah Bandarlampung.

"Oh ya benar pak, masuk aja," sahut cepat mereka, calon pemberi suara. Tengok jarum jam, pukul 07.40 WIB. Berarti, redaksi ada lah barang 25 menit ngebut di jalan, Kamis.

Hingga tiba parkir motor, pemandangan khas Pemilu: ada puluhan panitia pemilihan sibuk di posisi masing-masing dan ada juga yang kian kemari setengah berlari dipandu "sumber suara", ada dua tenda tarub tempat meja pendaftaran pemilih, verifikasi data KTP dan penukaran undangan memilih dengan surat suara pemilih calon kepala desa (cakades).

Pun ada antrian panjang mengular dengan riuh rendah cair suasana saling bersenda gurau, bahkan ada yang tertangkap mata redaksi seolah sengaja mendorong pelan barisan orang di depannya sekadar barisan terurai sembari mimik wajahnya terlihat lucu.

Juga ada "pak sabar": panitia paruh baya berkumis tebal tampak kewalahan sembari tangannya tak berhenti melambaikan aba tanda menahan, lantaran desakan warga antriannya terus merangsek maju hendak memasuki arena tenda tempat setotal 26 bilik suara tempat mencoblos, kotak surat suara tercoblos terlipat dimasukkan dipandu dua panitia, serta tiga orang panitia penyodor tinta celup penanda warga telah mencoblos.

Dan, berderetan lima cakades aneka aura: (perinci abjad) Agus Darmawan, Fahrozi, Mas Toat, Rusda, dan Supriadi, bareng pasangan masing-masing duduk manis di pojokan tarub sembari sesekali menerima jabat tangan warga sesaat seusai mencoblos dan masih dengan kelingking atau jempol basah lengket lantaran baru saja tercelup tinta.

"Aduh masih lengket, udah gapapa," dialog singkat istri salah satu cakades dan warga.

Demikian sedikit gambaran suasana lapangan yang terekam mata redaksi, Kamis pagi.

Di lokasi nampak pula dua banner mini Polres Lamsel bergambar foto sang Kapolres, AKBP Yusriandi Yusrin, S.IK., M.Med.Kom., mejeng tergantung pojok kanan depan tarub kedua, salah satunya bertuliskan tujuh himbauan.

Apa saja? "Tolak politik uang, jauhi hoax dan hatespeech, hindari black campaign dan negative campaign, tidak mengadu domba dan memecah belah, jangan mengintimidasi dan memaksakan kehendak, siap menang dan kalah, jaga kamtibmas selalu kondusif," imbau Kapolres.

H-1, Rabu (30/8/2023), Kapolres memimpin apel siaga pengamanan di Kalianda. Saat itu Kapolres merinci, pihaknya menerjunkan 1.222 personel gabungan terdiri dari unsur Polri, TNI, Satpol PP dan Linmas, disebar di seluruh TPS, demi sukses raya Pilkades.

“Kami turunkan 1.222 personel. Kami akan kawal tahapan Pilkades serentak mulai dari pemungutan suara sampai penghitungan suara hingga selesai. Nanti saat pelantikan pun kita kawal,” tegas Kapolres Yusriandi.

Sementara itu, bagian pantauan lainnya, beberapa kali terdengar pemberitahuan spontan yang antara lain berbunyi, "tolong bapak-bapak ibu-ibu, jangan berdesak-desakan. Dahulukan yang manula, ibu hamil, ibu yang membawa bayi, warga yang sedang sakit. Tolong jangan ada yang berkampanye di arena tenda. Yang sudah mencoblos jarinya dicelup tinta. Tolong panitia di pintu keluar diperketat jangan ada yang terlewat, pastikan yang sudah mencoblos jarinya sudah dicelup tinta. Tolong (bla bla)," itu dia sumber suara.

Bikin terharu, beberapa kali redaksi melihat warga, meski kondisi fisiknya tak senormal lainnya, antusiasme mereka hadir ke TPS untuk menyalurkan hak pilih bak "menggebuk" mata batin redaksi.

Begitu berdaulatnya, mereka. Tak rela hak suaranya demi menang terpilihnya cakades jagoan, demi untuk yang fasih mereka sebut nahkoda kemajuan desanya, hilang percuma hanya karena kondisi fisik tak melega.

Seorang nenek 60 tahunan dipapah anak lelakinya, dibukakan jalan untuk mencoblos duluan. Tak lama, wajah sang nenek berseri dengan celupan tinta di jari keriputnyi, bangga ia tunjukkan kepada redaksi yang menyapa di pintu keluar pojok kanan ujung tenda kedua.

Seorang ibu, lupa nama, istri Agus, warga RT 04 Dusun lupa nama, erat menggendong bayinya, nyaris pingsan, bila tak dipegang bahunya oleh dua perempuan petugas berseragam hitam Panitia Pilkades lalu buru-buru dipapah diberi tempat duduk, hampir saja jatuh sesaat usai menunaikan protap terakhir pemilih Pilkades, celup jari di wadah tinta dekat pintu keluar.

Sekira 20 menit kemudian, Agus suaminya datang dan sang istri yang mengaku lemas dinaikkan ke salah satu kendaraan angkutan pedesaan (angkudes) warna hijau, yang baru saja hendak parkir usai menurunkan warga dusun lain yang hendak mencoblos juga. Istri Agus lalu dilarikan ke Puskesmas Katibung.

"Alhamdulillah," petugas celup tinta Panitia Pilkades yang tadi sigap menolong, lega. Ia, rekannya bersama dua warga perempuan usai nyoblos, meninggalkan jejak Pilkades riang gembira seperti tampak pada foto artikel ini.

Nenek Sanayah (57), warga RT 12 Dusun Rangai Selatan, mengaku bersyukur dan gembira dapat ikut menyalurkan hak pilih.

"Dari rumah sarapan dulu, sampe sini tadi rame ya, seneng, seneng, bahagia. Dah ya," singkat-singkat si nenek sadar wawancara, dicegat di pintu keluar tenda kedua, tak lupa menunjukkan jari rentanyi telah tercelup tinta.

Seorang nenek lainnya, dipapah seorang petugas panitia sampai dapat jemputan angkudes, lantaran untuk dapat berjalan normal saja susah alias sempoyongan. Tapi, si nenek bersemangat nyoblos!

Pantauan, suasana demokratis begitu terasa di TPS raksasa Pilkades Rangai Tritunggal, bagian dari 42 Pilkades Serentak Gelombang II Tahun 2023 se-Kabupaten Lamsel di 13 dari 17 kecamatan, yang diikuti sebanyak 138 cakades dengan total DPT 105.306 orang.

Info penyelia, sebelumnya kelima cakades beserta pendamping mengikuti pengundian nomor urut di aula balai desa, dipandu Pj. Kades M Hasan pada 18 Agustus lalu. Hadir saat itu, Kapolsek Katibung AKP Aos Husni Palah didampingi Bhabinkamtibmas, Ketua Panitia Pilkades David Nelson dan anggota.

Sebagai informasi, 5.540 warga berstatus rakyat pemilih terundang hadir mencoblos dari total 13.208 warga di 13 dusun, perinci abjad: Dusun Gotong Royong, Kampung Baru, Kampung Sawah, Mataram, Perum Bukit Rangai Indah (BRI) Selatan, Perum BRI Utara, Pulau Pasir, Rangai Barat, Rangai Selatan, Rangai Selatan II, Rangai Utara, Sukamaju, dan Way Harong.

Saat artikel ini usai disusun Kamis siang pukul 11.30 WIB, belum diketahui berapa warga rakyat pemilih yang mencoblos, berapa yang tidak mencoblos alias golput.

"TPS ditutup jam satu siang bang, habis itu baru penghitungan suara," info salah satu panitia, mendampingi Ketua Panitia Pilkades desa yang dikepung kawasan industri ini, David Nelson, diobroli pukul 09.02.

Sebagai informasi, di Kecamatan Katibung sendiri, selain Rangai Tritunggal ada tiga desa sahibul hajat Pilkades Serentak lainnya, yakni Tanjung Agung, Trans Tanjungan, Neglasari.

Saat masih pagi itu juga, salah satu petugas dari unsur militer yang redaksi jumpai, enggan dipancing tanya ihwal potensi konflik. Dari obrolan singkat bersamanya, tersimpulkan, situasi hingga saat obrolan berlangsung, kondusif. Tidak ada gesekan.

Justru tersebut nama dua desa, masih di Kecamatan Katibung, yang mana pilkades keduanya diikuti head to head dua cakades, informasi situasinya sedikit menghangat, redaksi dapatkan dari rekannya.

"Mau (liput) ke sana?" todong petugas rekannya itu sembari terkekeh. "Nggak, Rangai ini seksi pak. Daerah basis industri, tapi anak-anak dusunnya tadi ada ngobrol malahan banyak yang cari nafkah di luar," sergah redaksi. Pak petugas acung jempol.

Petugas berjaga, petugas gabungan. Dari Polres Lamsel, Kodim 0421/LS, Polsek dan Koramil 421-10/Katibung, Satpol PP Pemkab Lamsel dan Kecamatan Katibung, juga Satpol Airud Polda Lampung, dan lainnya. Petugas saling akrab, saling membaur.

Berharap, sesiapa tahu, tetiba orang nomor satu di kabupaten berjuluk Bumi Khagom Mufakat, Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto nongol di lokasi, cepat disahuti celetukan seorang warga lain. "Kayaknya gak pak, soalnya desa dia kan pemilihan juga. Tapi ya gak tahu ya haha," celetuknya tertawa.

Nanang dan Istri Ikut Nyoblos

Benar saja, Bupati Nanang Ermanto dan sang istri yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lampung Selatan Winarni, turut menjadi bagian dari 5.710 pemilih Pilkades Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang, menyalurkan hak pilih pada hari yang sama.

Tiba di TPS di balai desa setempat pukul 08.45 WIB, keduanya ikut antri. Informasi, Pilkades Way Galih diikuti 5 cakades. Dalam keterangan pers usai mencoblos, Nanang menghimbau penyelenggara, cakades, dan warga jaga kondusivitas. “Semoga pesta demokrasi Pilkades serentak gelombang II Lampung Selatan hari ini bisa berlangsung aman dan damai,” ucap Nanang.

Kapolres di tempat yang sama, di TPS Balai Desa tersebut, senada himbauan. "Semoga Pilkades berjalan aman, damai, kondusif di seluruh desa yang melaksanakan,” ujar dia, ikut memantau Pilkades, mengafirmasi tahapan pengamanan dan penempatan personel berjalan baik. Menjelang siang, Kapolda Lampung Irjenpol Helmy Santika juga tampak gagah, tiba di lokasi, ikut memantau.

Sebelumnya, Pemkab Lamsel menginisiasi Deklarasi Damai Pilkades Serentak 2023. Hal menarik lainnya yang perlu diketahui dari gelaran Pilkades Serentak Gelombang II Lampung Selatan 2023 ini. Apa itu?

Bahwa ternyata, Rangai Tritunggal dan Way Galih merupakan dua dari lima desa sahibul hajat Pilkades yang banjir peminat kandidat!

Ya, notabene kedua desa ini, bersama Desa Tanjung Agung Kecamatan Katibung, Desa Serdang Kecamatan Tanjung Bintang, dan Desa Sinar Rejeki Kecamatan Jati Agung, menjadi lima desa yang memiliki lebih dari lima bakal calon kades. Waw. Lalu?

"Sesuai aturan, jika terdapat calon kepala desa lebih dari lima orang, akan dilakukan seleksi berupa tes pembobotan bakal calon kades. Ada lima desa desa yang kami lakukan pembobotan, total ada 35 orang. Rinciannya Desa Rangai Tritunggal 8 balon kades, Sinar Rejeki 8 balon kades, Tanjung Agung 7 balon kades, Serdang dan Way Galih masing-masing 6 balon kades,” Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Lampung Selatan, Erdiyansyah, menjelaskan saat acara tes pembobotan balon kades dimaksud di Aula Bagus Burhan STAI YASBA Kalianda, pada 8 Agustus 2023 lalu.

Erdi, sapaan Kadis PMD mantan Camat Kalianda ini menjelaskan, seleksi dilakukan meliputi tes tertulis, digabung pembobotan berdasarkan skor usia, serta pengalaman pemerintahan, dan tingkat pendidikan.

“Ada kategori penilaiannya. Disamping balon kades harus besar dalam nilai tes tertulis, indikator seperti usia, pendidikan terakhir, dan pengalaman di pemerintahan juga harus baik, agar bisa lolos sebagai calon kades,” terang Erdi, melugaskan seleksi atau pembobotan ini masih satu rangkaian verifikasi berkas yang telah dilakukan oleh Panitia Pilkades Serentak Gelombang II Tahun 2023 Kabupaten Lamsel.

Hasil pembobotan telah diumumkan, dan sebagaimana dipersyaratkan, seperti pada pelaksanaannya di Desa Rangai Tritunggal dan Way Galih, Kamis, kelima desa tersebut praktis diikuti lima cakades hasil penetapan Panitia Kabupaten. Sisanya, gugur.

Sistem gugur ini juga ditegaskan oleh Bupati Nanang Ermanto melalui sambutan tertulis saat membuka tes 8 Agustus itu, yang diwakili sekaligus dibacakan oleh Asisten Setdakab Lamsel Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Eka Riantinawati.

Bupati berharap, dengan seleksi tambahan takkan ada kesalahan info terkait seleksi administrasi balonkades. Dengan seleksi tambahan, diharapkan pelaksanaannya tak menyimpang dari perundang-undangan.

Ke-35 balonkades peserta seleksi tambahan dites tertulis menggunakan sistem gugur sehingga hanya 5 balon yang diambil dan bisa ikut Pilkades. Ungkapan sayang bupati turut disampaikan oleh Asisten Eka Riantinawati.

"Semua pihak terlibat langsung seleksi tambahan kiranya bisa memfasilitasi dan berkomitmen jaga netralitas hingga semua balonkades dapat menaati semua tahapan. Balonkades yang telah diverifikasi berkas, jaga kebersamaan menuju tahap selanjutnya, terus tingkatkan kapasitas keilmuan dan wawasan dimiliki hingga bisa jadi motor penggerak pembangunan desa yang akan dipimpin nanti,” pesan bupati.

Pengingat, Pilkades Rangai Tritunggal terakhir digelar pada 22 Mei 2017, untuk memilih kades periode 2017-2023. Cakadesnya saat itu juga lima: petahana Juwanto, Joko Prianto, Muhammad Yasir, dan Yunizar Fitriyani, serta kades terpilih terlantik 20 Juni 2017, Sofyan, yang tak maju lagi untuk periode 2023-2029.

Sekadar unjuk fakta tak bermaksud bongkar luka lama, situasi politik desa setempat tercatat sempat menghangat saat itu, dengan adanya peristiwa penolakan hasil Pilkades oleh empat cakades yang kalah. Keempatnya, menyoal penyelenggaraan Pilkades yang oleh mereka dinilai sarat pelanggaran.

Sejumlah data pelanggaran mereka beber. Mulai dari waktu pemungutan suara yang tidak konsisten dengan jadwal, bilik suara yang diawasi oknum warga, banyak warga yang tidak diperbolehkan untuk memilih meski pun surat undangan memilih sudah diberikan kepada Panitia Pilkades, adanya pungutan sebesar Rp5 juta oleh Panitia Pilkades terhadap cakades, hingga dugaan ketidaknetralan Panitia Pilkades.

Berangkat dari tudingan tersebut, keempat cakades kalah tersebut saat itu kompak meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan (Lamsel) untuk meninjau ulang hasil Pilkades dan lakukan pemungutan suara ulang Pilkades Rangai Tritunggal agar berlangsung fair, jujur, adil, dan rahasia.

Disitat dari Radar Lamsel edisi 26 Mei 2017, kepada Pemred Radar Lamsel Edwin Apriandi yang disambangi di Grha Pena Kalianda, saat itu keempatnya menyampaikan permintaan tersebut, seraya mengakui mereka bukan mempersoalkan hasil Pilkades yang disebut tak berpihak pada mereka. Lalu? Melainkan, menyoal proses penyelenggaraan Pilkades yang mereka tuding sarat pelanggaran itu.

“Terus terang kami ini legawa mas. Tapi masalahnya penyelenggaraan Pilkades ini nggak bener,” beber cakades Joko Prianto. Senada, Juwanto menilai ada ketakberesan panitia dalam pelaksanaan Pilkades, dari persoalan penunjukan Pj. Kades tak sesuai usulan desa sampai pencopotan perangkat desa sebelum pelaksanaan Pilkades.

“Kami sebenarnya sudah mengidentifikasi ini. Cuma kami tak habis pikir bakal separah ini,” ungkap Juwanto, disambung oleh cakades Muhammad Yasir, yang menyebut persoalan yang dia klaim cukup krusial yakni soal tidak diakomodirnya pemilih untuk memilih.

Cerita Yasir, banyak pemilih tidak dipanggil menyalurkan hak pilih sampai batas waktu pemungutan suara habis/ditutup. Padahal, menurut dia, pemilih itu datang sejak pagi, menyerahkan undangan memilih ke panitia.

Anehnya, ada yang baru datang langsung diakomodir. "Bahkan ada beberapa di antaranya tidak ada undangan. Beda lho orang golput dengan yang tak diakomodasi memilih. Kalau golput sih karuan mereka memang tak datang atau tak mau milih. Tapi ini sudah datang, undangan sudah diterima, tapi tak dipanggil sampai waktu pencoblosan habis. Masalah ini bukan satu dua orang, tapi banyak orang. Ini kan lucu,” ujar kesal Yasir, menilai pelaksanaan Pilkades jauh dari asas Pemilu semestinya. Kejujuran, keadilan dan kerahasiaan adalah asas Pemilu yang disebut banyak dilanggar pada taja Pilkades 2017 itu.

“Bagaimana mau rahasia, bilik suara banyak orang yang mengawasi. Entah dari mana orang-orang itu. Intinya lokasi Pilkades sudah tidak steril lagi,” beber Yasir.

Paling krusial, ujar empat cakades, adanya kabar mereka menyetujui hasil Pilkades. Menurut mereka, hingga kini (26 Mei 2017, red), saksi Pilkades belum menandatangani berita acara perolehan suara.

“Kalau pun pihak (Bagian) Otonomi Daerah (Setdakab Lamsel) menyebutkan bahwa para calon sudah menandatangani Berita Acara hasil Pilkades, itu tak relevan. Sebab penandatanganan itu dilakukan sebelum proses pemilihan selesai. Kalau tidak salah jam 08.30 WIB (pada 22 Mei 2017, red) sesaat setelah pemungutan suara dimulai, Sekretaris Panitia Zulkarnain mendatangi kami para calon, meminta tanda tangan. Ini kan juga aneh. Belum juga suara dipungut apalagi dihitung, (kok) kami (sudah) diminta tanda tangan. Seperti sudah ada pengkondisian mengenai Pilkades ini,” beber Yasir lagi.

Keempatnya berharap Pemkab Lamsel adil dan tegas terhadap banyaknya pelanggaran Pilkades. Terlebih di Pilkades setempat, tak ada wasit dalam hal ini panitia pengawas.

“Kami minta penyelenggaraan ini diulang. Kami bukannya tak bisa memprotes semua masalah ini saat Pilkades berlangsung. Hanya saja, kami menjaga agar Pilkades berjalan kondusif dan aman,” pungkas Yasir, lainnya, seperti yang disampaikan kepada Pemred Radar Lamsel Edwin Apriandi, saat itu.

28 Mei 2017, Pemkab Lamsel melalui Kabag Otda Setdakab Sarpudin, mereaksi. Pemkab ujar dia, akan berkoordinasi dengan Camat Katibung Hendra Jaya untuk mengetahui duduk soal kondisi lapangan, menyilakan protes empat cakades sepanjang disertai bukti yang ada, memproses sesuai tatanan seraya bilang berdasarkan monitoring tim Pemkab dinilai sudah baik pelaksanaannya, menindaklanjuti hasil koordinasi lewat rapat tim kabupaten selanjutnya diputuskan.

Belakangan, cakades pemenang Sofyan mulus terlantik. Dan pada 20 Juni 2023 lalu, masa jabatannya resmi berakhir. Sofyan, mandheg pandito tak mencalonkan diri lagi.

Bumbu politik, dia juga sempat dilaporkan sejumlah warganya ke Kejaksaan Negeri Kalianda atas dugaan korupsi Dana Desa. Sofyan mereaksi ikhlas pelaporan, tak gentar lantaran dalam setiap pemeriksaan rutin pihak berwenang tidak pernah ada temuan indikasi tindak pidana korupsi selama era kepemimpinan dia, pun gentleman dan menghormati pengaduan warga, menyebut laporan itu hak demokrasi warga negara.

Melalui keterangan media, pada H-2 habis masa jabatannya, Sofyan berharap warga dan juga perangkat Desa Rangai Tritunggal bisa menjaga kerukunan yang sudah terbangun dengan baik, dan berharap kades terpilih terlantik penerus kepemimpinannya kelak dapat meneruskan program pembangunan berjalan, merawat serta meningkatkan aset desa, "siapa pun yang nanti menjabat".

Ada pun mantan kades 2011-2017 Juwanto, kini terlilit kasus hukum: berstatus terlapor aduan LSM Pembinaan Rakyat Lampung, Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Lampung, dan Lembaga Pemantau Aset dan Keuangan Negara (LPAKN) ke Kejati Lampung (penanganannya dilimpahkan ke Kejari Lamsel) atas mangkirnya Juwanto terhadap kewajiban pengembalian Dana Desa tahun 2016 senilai Rp166,4 juta ke rekening desa sesuai Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Inspektorat Kabupaten Lampung Selatan Nomor 700/158/III.01/LHPR/2017 tertarikh 29 Desember 2017 yang diteken oleh Kepala Inspektorat, Y. Joko Sapta Prihandana.

Duit segitu, meliputi kelebihan pembayaran pengelolaan anggaran desa sebesar Rp108 juta lebih, pengelolaan anggaran desa yang tak dilaksanakan alias fiktif sebesar Rp15 juta, pajak PPn dan PPh yang belum dipungut dan disetor sebesar Rp41,9 juta lebih, serta pajak restoran yang belum dipungut dan disetor sebesar Rp1 juta lebih.

Dan kini, Pilkades 2023 usai sudah memungut suara. Pilkades riang gembira, meski pun sengkarut rasuah ada menggelayuti jadi noda.

Melihat langsung suasana besarnya animo warga, terekam besar pula pengharapan kades terpilih terlantik nantinya untuk dapat mengejar pemajuan desa kawasan industri strategis ini, semisal dengan mengoptimasi jangkauan akses desa terhadap program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari sejumlah korporat pelat merah mau pun swasta yang banyak beroperasi di Rangai, sebutan mudah di lidah, bagi Desa Rangai Tritunggal.

Agar ceritera "pemuda desa tak kerja, anak kurus tak sekolah", cukup lah jadi ceritera. Agar Rangai Tritunggal dapat merangsek maju jadi desa keren, rakyatnya manunggal dan makmur sejahtera. (Muzzamil)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment