
DPP MASATA mempermaklumkan agenda Rakernas II MASATA 2023 di Bontang pada 16-19 November 2023 mendatang bakal mengusung tema gadang, yakni Membangun Pariwisata yang Inklusif dan Berkelanjutan melalui Sinergi dan Kolaborasi.
Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Organisasi komunitas profesional pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata yang memiliki kesamaan persepsi mendukung pariwisata berkelanjutan di Indonesia, yang didirikan di destinasi utama, Denpasar, Bali medio 4 April 2018 silam, Masyarakat Sadar Wisata (MASATA), bakal menggelar Rapat Kerja Nasional Rakernas II Tahun 2023 yang rencananya diadakan di Bontang, Kalimantan Timur, 16-19 November 2023 mendatang.
Kendati masih terjeda triwulan kedepan, sejurus ancang-ancang telah pula rancak dipersiapkan punggawa organisasi ini.
Konsolidasi organisasi pra-Rakernas terpantau turut digalakkan hingga tingkat DPD-DPC se-Indonesia, dipandu langsung duet Ketua Umum Priskhianto dan Sekretaris Jenderal Andi Azwan, dari sekretariat DPP MASATA di kompleks perkantoran Tendean Square Unit 11, Jl. Wolter Monginsidi 122-124, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
DPP MASATA mempermaklumkan agenda Rakernas II MASATA 2023 di Bontang pada 16-19 November 2023 mendatang bakal mengusung tema gadang, yakni Membangun Pariwisata yang Inklusif dan Berkelanjutan melalui Sinergi dan Kolaborasi.
"Melalui tema serta perhelatan Rakernas 2023 diharapkan dapat dihasilkan gerakan nyata untuk mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif jadi hal yang prioritas, penting dan strategis dalam upaya mencari 'Bali Baru' untuk menciptakan pertumbuhan perekonomian dan pembangunan bangsa," ujar Ketua Umum DPP MASATA Priskhianto.
Hal menarik lainnya dari rencana agenda ini yakni kuatnya keinginan MASATA untuk mengundang hadir kepala daerah baik gubernur, bupati/walikota, dan setingkat Kepala Dinas Pariwisata atau nomenklatur lain, dari segenap provinsi, kabupaten/kota mitra jejaring MASATA dalam ajang tersebut.
Bukan tanpa maksud, enggan memberi cek kosong, "Kami niatkan, penyelenggaraan Rakernas nanti agar dapat lebih optimal membangun sinergitas pengembangan kegiatan kepariwisataan berbasis potensi masyarakat di seluruh Indonesia," imbuh Sekjen DPP MASATA Andi Azwan.
Pengingat, seperti pernah diterangkan Sekjen DPP MASATA, Andi Azwan, mendampingi Rudolf Panca Sarungu, ketua umum terdahulu saat beranjangsana ke Lampung 7-9 Oktober 2020 lalu, bahwa diyakini, pascapandemi, pariwisata akan jadi sektor utama penggerak peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, serta mengatasi pengangguran.
Terhadap kepariwisataan yang memelihara kelestarian lingkungan, alam, dan sumber daya, MASATA bahkan meyakini bahwa kepariwisataan akan turut memajukan kebudayaan, mengangkat citra, memupuk cinta tanah air, memperkukuh jati diri, dan mempererat kebangsaan.
MASATA mendorong usaha pariwisata yang bangkit untuk menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan. "Kumpulan usaha pariwisata saling terkait itu akan membentuk kembali industri pariwisata yang meningkatkan pendapatan negara," ujar Daeng Andi Azwan sapaannya, saat itu.
MASATA bercita-cita agar keseluruhan kegiatan pariwisata yang multidimensi, multidisiplin, dan melibatkan berbagai stakeholder itu saling mendukung dalam wujud sinergitas dan kolaborasi.
"Antar sektor, antar aktor," tandasnya.
Sadar bahwa kepariwisataan akan berubah baik pascapandemi, cetusnya, MASATA jadi perkumpulan yang berperan strategis dalam upaya menopang kebangkitan pariwisata Indonesia di tengah perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Secara profil, MASATA, organisasi non profit bervisi menjadikan masyarakat Indonesia mensyukuri nikmat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan kekayaan alam indah dengan menjadikan industri pariwisata sebagai bagian bermakna dalam kehidupan sehari-hari bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat Indonesia.
Dikutip dari laman resmi, visi MASATA jadi organisasi pelaku, pemerhati, dan pencinta pariwisata Indonesia yang berkompeten dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Indonesia, didukung lima misi.
Pertama, Memberikan kontribusi nyata untuk mendukung sektor pariwisata jadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia.
Kedua, Memajukan pariwisata berbasis masyarakat dalam meningkatkan harkat, martabat, dan ekonomi khususnya daerah tujuan wisata di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Ketiga, Membangun desa, kawasan, dan destinasi wisata dalam peningkatan ekonomi kreatif masyarakat.
Keempat, sebagai narahubung kepentingan kementerian dan lembaga antar pusat dan daerah khususnya dalam bidang pariwisata serta ekonomi kreatif.
Kelima, membangun sinergitas dan kolaborasi antar asosiasi/organisasi/perkumpulan pariwisata di tingkat pusat dan daerah.
Pantauan, hingga saat ini, selain terus aktif menggeber program konsolidasi organisasi pembentukan struktur kepengurusan DPD dan DPC se-Tanah Air, MASATA juga aktif terlibat dalam program pengembangan desa wisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) pimpinan Menteri Dr Sandiaga Salahudin Uno.
Di Lampung, DPD MASATA kini dinahkodai oleh tourism-preneur Taman Satwa Lembah Hijau Bandarlampung, Erwin Nasution. Dari sekretariatnya bilangan Jl Majapahit, Enggal, Bandarlampung, Erwin yang dikenal sosok bertangan dingin, bersama kabinetnya terpantau banyak bekerja dalam 'senyap'.
Selain itu, catatan redaksi, DPC MASATA Kabupaten Lampung Barat dikomandoi oleh Teuku Wahyu, pria tampan model kenamaan, pernah Juara I Mister Indonesia Lampung 2018, dikenal sosiopreneur pemilik Dhievha Cafe, Lampung Barat, menjadi DPC tertua sekaligus paling eksis saat ini.
Bontang, kota pelabuhan calon lokasi Rakernas MASATA 2023, diintip di peta digital, berjarak kurang lebih 291,3 kilometer dari lokus Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, yang dapat ditempuh selama 6 jam 9 menit via jalur darat melalui Jl. Ahmad Yani atau Jl. Poros Samarinda - Bontang dan Jl. Ahmad Yani.
Atau, berjarak kurang lebih 238,7 kilometer
dari lokus Titik Nol KM IKN Nusantara, di Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU, yang dapat ditempuh via jalur darat selama 5 jam 3 menit melalui Jl. Ahmad Yani atau Jl. Poros Samarinda - Bontang dan Jl. Tol Balikpapan - Samarinda (Tol Balsam).
Adakah MASATA bakal termasuk elemen masyarakat sipil Indonesia yang termasuk "kloter" pertama bedhol Jakarta pindah markas ke IKN Nusantara kelak? (Muzzamil)
Comments (0)
There are no comments yet