Ket Gambar : Joko Edi Purwanto, mantan Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Sumatera Selatan, kembali menjalani sidang kasus dugaan korupsi proyek pembangunan USB SMA Negeri 2 Buay Pemanca. Foto: Istimewa

Clickinfo.co.id - Kuasa hukum bantah klien terlibat korupsi proyek SMAN 2 Buay Pemanca.

Joko Edi Purwanto, mantan Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Sumatera Selatan, kembali menjalani sidang kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMA Negeri 2 Buay Pemanca. 

Kuasa hukum Purwanto tegas membantah kliennya menerima uang suap dalam proyek tersebut.

Dalam persidangan yang digelar pada Senin, 5 Agustus 2024, enam saksi dihadirkan. 

Namun, menurut kuasa hukum Purwanto, tidak ada satu pun saksi yang dapat memberikan bukti bahwa kliennya terlibat dalam tindak pidana korupsi.

"Saksi-saksi yang dihadirkan tidak dapat mengaitkan klien kami dengan penerimaan uang dalam proyek ini," tegas Hapis Muslim, salah satu kuasa hukum Purwanto.

Hapis menyoroti pernyataan saksi yang menyatakan bahwa Purwanto tidak menjabat sebagai Kepala Bidang SMA saat proses perencanaan proyek. 

Selain itu, saksi-saksi juga tidak melihat atau mengetahui Purwanto menerima uang terkait proyek tersebut.

"Saksi-saksi secara konsisten menyatakan bahwa mereka tidak pernah melihat Pak Joko menerima uang atau keuntungan apapun dari proyek ini," ujar Hapis.

Kuasa hukum Purwanto juga mempertanyakan perbedaan versi berita acara yang ditunjukkan oleh penuntut umum dan Unit Layanan Pengadaan (ULP). 

Perbedaan ini, menurut Hapis, menimbulkan pertanyaan mengenai keabsahan bukti yang diajukan.

Jika kesaksian para saksi terus menguatkan pembelaan Purwanto, maka hal ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap jalannya persidangan. 

Hakim akan mempertimbangkan seluruh bukti yang ada sebelum mengambil keputusan.

Kasus dugaan korupsi proyek sekolah ini menyoroti pentingnya pengawasan terhadap penggunaan anggaran publik, terutama dalam sektor pendidikan. 

Masyarakat berharap agar kasus ini dapat diselesaikan secara adil dan transparan. (Nopi)