Ketua DPRD Lampung Dukung Aspirasi Buruh di May Day

Ketua DPRD Lampung Dukung Aspirasi Buruh di May Day
Ket Gambar : Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung, Mingrum Gumay, mengambil bagian dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada tanggal 1 Mei 2024. Foto: Dok Istimewa

Clickinfo.co.id – Ketua DPRD Lampung dukung aspirasi buruh di May Day.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung, Mingrum Gumay, mengambil bagian dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada tanggal 1 Mei 2024.

Dalam momen tersebut, Mingrum Gumay hadir untuk mendukung para buruh dalam menyampaikan aspirasi mereka di Kantor DPRD Provinsi Lampung.

Melalui akun Instagram resminya, @mingrum_gumay, Mingrum menyatakan komitmennya dalam mendengarkan dan merasakan aspirasi para buruh. 

Ia menekankan pentingnya mendengarkan suara para pekerja, menyatakan, “Hari libur itu apa? Tidak ada libur untuk mendengarkan dan merasakan aspirasi yang ingin disampaikan.”

Lebih lanjut, Mingrum menegaskan bahwa memanusiakan manusia adalah hakikat tertinggi dalam berbangsa dan bernegara. 

Oleh karena itu, ia berjanji untuk mengawal dan mendukung penyampaian aspirasi oleh para buruh.

Pada peringatan May Day tersebut, Mingrum tampak bertemu dengan ratusan buruh yang tergabung dalam DPD KSPSI Provinsi Lampung. 

Kehadirannya sebagai Ketua DPRD Provinsi Lampung menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendengarkan dan memperjuangkan hak-hak para pekerja.

Partisipasi Mingrum Gumay dalam peringatan May Day menunjukkan kesadaran akan pentingnya memperjuangkan hak-hak pekerja serta menjaga kesejahteraan mereka. 

Dengan mendukung aspirasi para buruh, diharapkan tercipta kerja sama yang harmonis antara pemerintah daerah dan masyarakat pekerja untuk mencapai kemajuan bersama.

May Day

Sekadar informasi, Hari Buruh lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. 

Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. 

Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.

Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi pada tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. 

Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja pada era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. 

Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat. (Rls)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment