KADIN Taja FGD Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Penguatan Perberasan Nasional
-
Muzzamil
- 23 August 2023

FGD dilatari fakta produksi komoditas beras nasional per periode 2018–2022 yang dinilai belum alami kenaikan signifikan, padahal jumlah populasi Indonesia mengalami kenaikan terus-menerus dan masih lebih tinggi dibanding laju penurunan konsumsi beras per kapita yang terjadi akhir-akhir ini.
Clickinfo.co.id, JAKARTA - Dari Menara KADIN Indonesia, Jl HR Rasuna Said Blok X-5, Kav. 2-3 Kuningan, Jakarta Selatan, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, melalui Bidang Pertanian, menaja Focus Group Discussion (FGD) Nasional tajuk "Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Penguatan Perberasan Nasional", yang dihelat secara hibrida luring daring, luring dari Menara KADIN Indonesia, pada Selasa, 22 Agustus 2023.
FGD dilatari fakta produksi komoditas beras nasional per periode 2018–2022 yang dinilai belum alami kenaikan signifikan, padahal jumlah populasi Indonesia mengalami kenaikan terus-menerus dan masih lebih tinggi dibanding laju penurunan konsumsi beras per kapita yang terjadi akhir-akhir ini.
"Oleh sebab itu, kebutuhan beras nasional masih memiliki tren meningkat. Beberapa permasalahan penting yang dihadapi perberasan nasional, yaitu alih fungsi lahan areal tanam padi, menurunnya minat generasi muda jadi petani, keterbatasan prasarana dan faktor produksi, tingkat kesejahteraan petani padi yang relatif rendah, serta fluktuasi harga gabah dan beras," terang pengampu, Bidang Pertanian KADIN Indonesia.
Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan KADIN Indonesia, Prof Dr Ir Hermanto Siregar MEc, memoderatori helat diskusi kelompok terpumpun dengan pembicara kunci, Deputi Bidang Agrobisnis dan Pangan, Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, M.T. itu.
Berikut, tiga narasumber yakni Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, S.T., M.T. memaparkan materi kebijakan produksi, konsumsi dan distribusi beras, serta persoalan stabilisasi harga dan logistik beras.
Lalu, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Dr. Ir. Suwandi, M.Si., mengupas soal peluang pengembangan, tantangan dan kendala yang dihadapi dalam komoditas beras, dan soal kesejahteraan petani padi saat ini.
Serta, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) yang juga Guru Besar Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila), Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc., mengulas analisis prospek perberasan terkini, lalu inovasi dan teknologi untuk peningkatan produktivitas, dan rantai nilai produksi beras.
Diketahui, demi mewujudkan ketahanan pangan: kondisi terpenuhinya pangan bagi semua orang dan negara setiap saat tercermin dari makanan bergizi, aman, bermutu, beragam, bergizi, terjangkau dan tak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat, pemerintah melalui agenda pembangunan nasional 2020-2024 menjadikan isu ketahanan pangan sebagai salah satu perhatian khusus dengan prioritas program peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan.
Seperti pernah disampaikan oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Kementan, Dr. Idha Widi Arsanti, S.P., M.P., pada Seminar Nasional Forum Pimpinan Ilmu Pertanian Perguruan Tinggi Muhammadiyah/FPIPPTM bertajuk ‘Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Pertanian yang Berkelanjutan’, yang dihadiri dosen pertanian PTM se-Indonesia di Universitas Muhammadiyah (UM) Yogyakarta, 25 Maret 2022.
Persoalan isu pembangunan pangan dan pertanian berawal dari dampak La Nina dan El Nino yang menyebabkan dampak dari segi pertanian, meliputi kelangkaan agriculture input, penurunan produksi terutama perishable product (produksi pangan pokok relatif stabil), dan isu ketahanan pangan juga berpengaruh akibat dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan terganggunya supply dan demand pangan, menurunnya kualitas dan kuantitas pangan, dan potensi untuk meningkatkan PoU, stunting, wasting dan kekurangan micronutrient.
Tahun 2019, Indonesia masuk peringkat 12 dari 23 negara Asia Pasifik dengan indikator Global Food Security Index, di antaranya ketersediaan pangan, aksesibilitas pangan, kualitas dan keamanan pangan.
Sebab itu, demikian Idha, guna menurunkan angka rentanitas pangan, pemerintah lakukan strategi pembangunan pangan dan pertanian pendukung ketahanan pangan, peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
Beberapa strategi tersebut: peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern, dan gerakan tiga kali ekspor.
Ada pun, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, pada agenda Musdalub DPD Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jawa Timur di Kota Batu, November 2022, selain menjelaskan, bahwa pemerintah tak tinggal diam demi menjamin ketersediaan pangan nasional, menjaga ketercukupan cadangan beras nasional melalui strategi sinergi antara lain bersama BUMN Holding IDFOOD dan Perpadi, juga mengingatkan alarm, beras berkontribusi empat persen terhadap terjadinya inflasi. (Muzzamil)
Comments (0)
There are no comments yet