Jokowi: Qurban Ejawantah Syukur Nikmat, Arinal: Jadikan Momentum Tingkatkan Iman Takwa
-
Muzzamil
- 29 June 2023

Jokowi: Qurban Ejawantah Syukur Nikmat, Arinal: Jadikan Momentum Tingkatkan Iman Takwa
Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Selamat Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 Hijriah, kalender pemerintah tepat jatuh pada hari ini, Kamis 29 Juni 2023.
Orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui unggahan media sosialnya pada pukul 08.00 WIB hari ini, mengatakan bahwa dengan berkurban kita mengejawantahkan rasa syukur dan ikhlas atas nikmat dan berkah dari Allah SWT.
"Semoga menjadi semangat untuk melangkah maju di bawah payung rida dan perlindungan-Nya," takzim Presiden Jokowi, yang seiring bertambahnya empat daerah otonom (DOB) baru di Pulau Papua, tahun ini menyebar 38 ekor sapi kurban berjenis semental, limosin angus, brahman dan peranakan ongole sapi Bali, berbobot 900 kilogram sampai 1,2 ton ke semua provinsi usai lolos cek kesehatan, dan bebas dari penyakit mulut dan kuku.
Dari Bumi Ruwa Jurai, tepatnya dari Lapangan Saburai Korem 043/Garuda Hitam, Enggal, Bandarlampung, tempat ia dan istri turut menunaikan salat Idul Adha, orang nomor satu di Lampung, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang tahun ini berkurban 25 ekor sapi dan 16 ekor kambing, senada takzim.
"Selamat Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah Tahun 2023. Semoga Hari Raya ini dapat dijadikan sebagai momentum untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT," khatur Arinal Djunaidi.
Informasi, tahun ini, tepat Rabu (28/6/2023) kemarin, Idul Adha kembali jadi hari libur resmi 2023 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, Amerika Serikat, selain Hari Tahun Baru 2 Januari, Jumat Agung 7 April, Idul Fitri 21 April, Hari Peringatan 29 Mei, Hari Kemerdekaan Amerika 4 Juli, Hari Buruh 4 September, Hari Thanksgiving 23 November, dan Hari Natal 25 Desember.
Usai PBB, untuk pertama kalinya dalam 70 tahun sejarahnya, mengakui Idul Adha, bersama Idul Fitri, Jumat Agung, dan Natal, sebagai hari libur resmi keagamaan sejak 2015 lalu, implementasi Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 69/250, yang mengakui pentingnya sejumlah hari libur.
Dimana lainnya, PBB juga mengakui Hari Raya Yahudi, yakni Yom Kippur (Hari Pendamaian), yang dianggap sebagai hari raya keagamaan Yahudi paling penting, bareng dua agama monoteistik lainnya di dunia.
B'nai B'rith International, dalam pernyataan dikutip CNN kala itu, menyebut keputusan Kamis 17 Desember 2015 soal bagaimana liburan akan diamati secara praktis adalah "langkah sederhana dan masuk akal."
Di era lampau, minggu pembukaan Majelis Umum PBB jatuh pada setidaknya salah satu hari raya Yahudi, biasanya menjelang akhir September. Ini berakibat delegasi Israel melewatkan pertemuan sampingan dan debat resmi, menurut misi Israel untuk PBB, negara anggota sejak 1949 itu. Bekas Dubes Israel untuk PBB Ron Prosor, menahkodai upaya gigih agar PBB mengakui Yom Kippur, dan melobi tiga tahun lamanya sejak 2012.
Mulai 2016, sesuai keputusannya PBB tak lagi memiliki 10 hari libur resmi (ada 9 hari libur resmi, karyawan PBB dapat memilih salah satu dari tujuh hari libur mengambang yakni Yom Kippur, Waisak, Diwali, Gurpurab, Natal Ortodoks, Jumat Agung Ortodoks, dan Hari Presiden, sebagai hari libur ke-10).
"Demi kepentingan menghormati keragaman anggota staf Perserikatan Bangsa-Bangsa," ujar PBB soal langkahnya itu.
Pengingat, ini semirip studi kasus Indonesia terkait perayaan tahun baru Imlek Kongzili sebagai hari raya agama Konghucu, yang pernah jadi hari libur fakultatif, usai pasca Indonesia merdeka, Presiden Soekarno menerbitkan Penetapan Pemerintah Nomor 2/OEM-1946 tentang hari-hari raya umat beragama, dimana Pasal 4 menetapkan 4 hari raya orang Tionghoa yaitu Tahun Baru Imlek, hari wafatnya Khonghucu (tanggal 18 bulan 2 Imlek), Ceng Beng, dan hari lahir Konghucu (tanggal 27 bulan 2 Imlek).
360 derajat, Presiden Soeharto menghunus Instruksi Presiden (Inpres) 14/1967 tertarikh 6 Desember 1967 tentang Pembatasan Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina, yang menetapkan seluruh upacara agama, kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa cuma boleh dirayakan di lingkungan keluarga di ruangan tertutup. 32 tahun lamanya.
Tiada juntrungan era Habibie, di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) barulah terbit Keputusan Presiden (Keppres) 6/2000 tarikh 17 Januari 2000 tentang pencabutan Inpres 14/1967 sekaligus menjadikan warga Tionghoa diberikan kebebasan menganut agama, kepercayaan, adat istiadat termasuk merayakan upacara keagamaan macam Imlek, Cap Go Meh, lainnya, secara terbuka.
Menyusul terbitnya Keputusan Menteri Agama 13/2001 tertarikh 19 Januari 2001 tentang penetapan Hari Raya Imlek sebagai Hari Libur Nasional Fakultatif, hingga klimaks di era Presiden Megawati Soekarnoputri terbit Keppres 19/2002 soal penetapan perayaan Imlek sebagai hari libur nasional, tepat pada perayaan Imlek 2553 Kongzili.
Sebagai hari raya dalam Islam, Idul Adha bermakna sebagai perayaan memperingati kepatuhan Nabi Ibrahim AS atas perintah Allah SWT untuk mengorbankan putra kesayangannya Nabi Ismail AS, dan penanda puncak rangkaian ritual ibadah rukun haji.
Perayaannya ditandai salat Ied, menyembelih hewan kurban berikan sebagian dagingnya ke orang yang membutuhkan, mengunjungi keluarga makan bersama, dan bersedekah.
Almanak Hijriah menetapkan Idul Adha sama setiap tahunnya, persis 70 hari usai 1 Syawal ulah berbasis fase bulan (kalender candra), sedang almanak Masehi berdasar fase bumi kelilingi matahari (kalender surya) hingga penetapannya beda tahun ke tahun, yakni berubah 11 hari lebih awal tiap tahunnya.
Dan musabab tahun Hijriah beda 11 hari dari tahun Masehi, Idul Adha tak dapat terjadi dua kali setahun seperti pada 1974 dan 2006, dan tak akan terjadi lagi tahun 2039, 2072, 2104, 2137, 2169, 2202, 2235, 2267, 2300, dan 2332 (akan terus tak terjadi tiap 32 atau 33 tahun).
Selain umat Muslim, Idul Adha yang turut dirayakan pula umat Druze, sebuah agama Abrahamik, monoteistik, sinkretis, dan etnis berdasar ajaran Hamzah bin Ali bin Ahmad dan filsuf Yunani Kuno Plato, Aristoteles, Pythagoras, dan Zenon dari Kition, anutan kelompok etnoreligius esoterik berbahasa Arab dari Asia Barat yang menyebut diri monoteis/unitarian (Druze al-Muwaḥḥidun) ini, jika umur panjang bisa kita rayakan lagi tahun depan atau 1445 H pada 17 Juni 2024, dan jika kelak umur panjang Hari Raya Idul Adha 1467 H masih dapat kita rayakan pada 21 Oktober 2045 mendatang.
Nabi Besar Muhammad, Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan dalam Hadist Riwayat Ath Thabarani dari Al Husein bin Ali, bersabda, “Barang siapa berkurban dengan lapang dada (senang hati) dan ikhlas hanya mengharap pahala dari Allah, maka dia akan dihijab dari neraka (berkat udhiyahnya)."
Pembaca, Selamat Idul Qurban. (Muzzamil)
Comments (0)
There are no comments yet