Busukan Hariyanto, Jibaku Ganjarist, Menangkan Ganjar-Mahfud di Lampung
-
Muzzamil
- 17 January 2024

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Masih dari dunia gonjang ganjing, dunia dimana sesuatu yang tidak mungkin bisa jadi menjadi sesuatu lainnya yang mungkin, bahkan sangat dimungkinkan, berkat siasat, dunia politik.
Dan kendati telah seperempat abad lebih pascareformasi 1998 pembuka kran deras demokratisasi ekonomi politik Indonesia, pun hingga saat ini, dengan fakta tak terbantahkan secara teoritis sekaligus praktis, nyatanya bangsa dan rakyat Indonesia masih terus tekun berlajar mengeja kata demokrasi.
Menjadi unik kemudian, menjadi karkhas politik ala Indonesia, yang dari sono-nya dikenal lantas diakui oleh komunitas global sebagai bangsa paling dermawan di dunia.
Berbekal modalitas sosial warisan leluhur, budaya kental tepo seliro dan gotong royong, menjadikan kedermawanan, kesetiakawanan, dan solidaritas sosial sebagai karakter utama sehingga kemudian jamak ditemui belahan sudut dan mudah ditemukenali praksisme kesukarelaan dan kesukarelawanan.
Subyeknya, relawan/sukarelawan termasuk relawan/sukarelawan politik, turut menggejala menjadi trensetter baru politik elektoral di Indonesia, bagian dari ledakan partisipasi politik masyarakat sipil seiring pemajuan demokrasi politiknya, yang bersua momentum nian pada Pemilu 2014.
Relawan/sukarelawan politik, karib relawan pemenangan calon pemimpin, sebut saat itu relawan pendukung pemenangan calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) di 2014, dan mulai diimbangi kubu Prabowo Subianto, di 2019, menjadi poros baru kekuatan politik riil swadiri non partisan, pemodelan baru mesin pengumpul suara (electoral machine) di luar kekuatan inti demokrasi substantif: partai politik.
Terus mengkristal melembaga, pun hingga bingar Pemilu 2024 tiba, senada hingar 2019, menjadi sejarah baru republik, manifes sebagai penyelenggaraan Pemilu legislatif berjenjang nasional dan Pemilu eksekutif nasional: Pileg-Pilpres yang dilaksanakan dalam satu hari yang sama, one day election, konon terbesar terakbar di dunia. Berbeda halnya dengan 2014 itu.
Kini di Pemilu 2024, saat katakanlah pucuk pimpinan (separo lebih?) organ relawan pendukung/pemenangan, seiring Jokowi menangi 2014 dan 2019, bertransformasi menjadi organ pengawalan pemerintahan rezim Jokowi: Jokowi-JK, dan Jokowi-Ma'ruf, ikut menikmati gurihnya kue kekuasaan.
Kelompok relawan Jokowi tersebut terbelah empat, tiga di antaranya membentuk poros baru masing-masing pendukung pemenangan politik ketiga kubu capres-cawapres 2024. Poros keempat, poros tidur.
Dari ketiga poros stelsel aktif, salah satunya yakni para (kini) eks relawan Jokowi plus ada unsur baru membersamai, dari ragam latar keanggotaan mulai dari aktivis sosial, ibu rumah tangga, jurnalis, kiai, mahasiswa, pegiat media sosial, pengusaha, praktisi ekonomi digital/ekonomi kreatif, profesional, dan sosiopreneur.
Tercatat ada 15 nama, perinci abjad Anthony Putihray, Didiy Budiono, KH Enha, Haryanto, Ivan, Ken Aji, Ken SA, Kris Tjantra, Marlina, Maya Nindya, Mazdjo Pray, Rinia Djafar, Robbie Rayaida, Seno, dan Velentino Rosyid, beranikan diri keluar dari zona nyaman saat kompatriot 2014 dan 2019 yang lain masih dilena diksi keren namun kemudian bak jadi diksi jebakan: "tegak lurus" mengawal rezim berkuasa.
Mereka, dengan secara terbuka menginisiasi pembentukan sekaligus mendeklarasikan pendirian organ baru pendukung (kala itu masih bakal) capres Ganjar Pranowo.
(kelak kemudian seiring proses kristalisasi politik, semakin terstruktur, sistematis, masif).
Ke-15 inisiator itu mendeklarasikan berdirinya Ganjarist, nama organ anyar dibentuk khusus guna mendukung sekaligus menghimpun kekuatan massa rakyat guna mendukung (saat itu masih Gubernur Jawa Tengah) Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, pada hari bersejarah, bertepatan peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 ke-76, Selasa (1/6/2021) di Hotel Neo+, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Salah satu inisiator/deklarator, kelak tercatat ketua umum pertama Ganjarist, Mazdjo Pray, merincikan latar pendirian dan pilihan dukungan Ganjarist kepada Ganjar Pranowo.
Seperti disitat ulang diakses dari Antara, Senin (15/1/2024) bertepatan 49 tahun Peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari): kelak melambungkan nama pentolannya, dr Hariman Siregar, dalam jumpa pers, Mazdjo Pray (Juari Prayanto alias Ari Prayanto) menyebut tiga poin latar pemilihan.
Pertama, Ganjarist menilai sosok Ganjar Pranowo memiliki semangat nasionalisme sehingga tepat untuk menjadi pemimpin Indonesia di masa depan.
Kedua, Ganjarist melihat kecintaan Ganjar Pranowo kepada Indonesia terefleksi dalam pelbagai kebijakan prorakyat di Jawa Tengah.
Ketiga, Ganjarist turut mencermati, bahwa Ganjar Pranowo memiliki kedekatan dengan rakyat dalam kesehariannya sebab juga berasal dari keluarga biasa seperti halnya Jokowi, merepresentasikan wajah rakyat biasa yang berkesempatan menapaki anak tangga kehidupan berkaca dari rekam jejak cemerlang dua periode tunai mandat jadi gubernur sejak 2013, memulai karir dari bawah dan merasakan asam garam proses politik dan akan menapaki mimpi Indonesia.
(Ingat selalu, bukan, "jabatan cuma mandat, tuanku ya rakyat", yang magis terbukti saat direnungkan bikin bulu kuduk merinding, itu?)
“Inilah sisi Ganjar Pranowo yang menarik bagi kami. Kesederhanaan, kepemimpinan tegas tapi merakyat, plus rasa cinta Tanah Air yang kuat adalah poin plus dari seorang Ganjar Pranowo. Bagi kami, Ganjar Pranowo sosok yang paling dekat dan pas untuk melanjutkan kepemimpinan Jokowi,” terang Mazdjo Pray, pendengung/pemengaruh aktif, juga dikenal publik seorang YouTuber, selain humoris ini.
Mendeklarasi diri sebagai organ terbuka, buka diri bagi sesiapa pun WNI dimana pun berada: perseorangan, komunitas/kelompok warga di awal berdirinya, kelak terbukti mempermudah Ganjarist dalam melakukan reaktivasi sel tidur, pembangunan sel baru, dan sekaligus perkuatan alih-alih perluasan struktur dan daya jelajah teritori politik organ ini, berbasis kelompok profesi, sehingga lumrah bila kini publik cukup karib dengar nama Satuan Relawan (Satrel) Ganjarist, Satrel Ojol misal.
Bicara anggotanya, jangan ditanya. Sudut ke sudut, kumuh miskin kota hingga kompleks si kaya, perkampungan buruh/pekerja, nelayan, basis massa petani/pekebun, kelompok marjinal, santri dan kelompok pengajian, hingga basis-basis kampus, ada saja terselip atribut Ganjarist.
Lumayan ngejreng. Bicara logo, logo organ ini lumayan mentereng. Berlatar gambar foto 3D wajah Ganjar tersenyum lumayan ganteng.
Ditarik ke Lampung, daerah provinsi yang notabene menyejarah disebut sebagai 'Jawa Utara': daerah transmigrasi nasional tertua republik ini sejak kolonisasi pertama 1905, kini dengan tegaknya Museum Transmigrasi Nasional yang dibangun di lokasi pertama, Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran tersebut.
Notabene pula, menyejarah sebagai daerah provinsi luar Jawa terdekat dan sekaligus terpadat, dari ibu kota negara, DKI Jakarta.
Juga menyejarah sebagai (celakanya jarang diingat oleh banyak orang) daerah provinsi berpopulasi penduduk terbesar kedua di Sumatera, setelah Sumatera Utara: terakhir, data BPS per 30 Juni 2022 tercatat mencapai 9.176.546 juta jiwa atau naik 94.754 ribu jiwa dibanding tahun 2021, terdiri 4.697.217 laki-laki dan 4.479.329 perempuan.
Publikasi anyar, jumlah penduduk Indonesia per akhir Juni 2023 sebanyak 278,7 juta jiwa.
Sekaligus, secara matematika politik, teritori politik Lampung telah diakui diperhitungkan pula sebagai provinsi berpopulasi penduduk pemilih terbanyak kedua di Sumatera, juga setelah Sumatera Utara.
Demi sahih, sekadar informasi pengingat, berdasarkan Rapat Pleno Terbuka KPU RI tentang Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tingkat Nasional Pemilu 2024 di kantor KPU RI, Jl Imam Bonjol Nomor 9, Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, pada 2 Juli 2023.
Dari jumlah DPT Pemilu 2024 dalam negeri dan luar negeri setotal 204.807.222 pemilih, Lampung di urutan ke-8 nasional dan ke-2 di Sumatera.
Pemeringkatan dari jumlah yang terbanyak, merujuk data rekap Divisi Data dan Teknologi Informasi dari 37 KPU Provinsi dan Komisi Independen Pemilu/KIP Provinsi Aceh sesuai Keputusan KPU 857/2023, yakni Jawa Barat 35.714.901 pemilih, Jawa Timur 31.402.838 pemilih, Jawa Tengah 28.289.413 pemilih, Sumatera Utara 10.853.940 pemilih, Banten 8.842.646 pemilih, DKI Jakarta 8.252.897 pemilih, Sulawesi Selatan 6.670.582 pemilih, dan Lampung 6.539.128 pemilih.
Urutan ke-9 sampai ke-16, Sumatera Selatan 6.326.348 pemilih, Riau 4.732.174 pemilih, Sumatera Barat 4.088.606 pemilih, Nusa Tenggara Timur 4.008.475 pemilih, Kalimantan Barat 3.958.561 pemilih, Nusa Tenggara Barat 3.918.291 pemilih, Aceh 3.742.037 pemilih, dan Bali 3.269.516 pemilih.
Urutan ke-17 sampai 24, Kalimantan Selatan 3.025.220 pemilih, DI Yogyakarta 2.870.974 pemilih, Kalimantan Timur 2.778.644 pemilih, Jambi 2.676.107 pemilih, Sulawesi Tengah 2.236.703 pemilih, Sulawesi Utara 1.969.603 pemilih, Kalimantan Tengah 1.935.116 pemilih dan Sulawesi Tenggara 1.867.931 pemilih.
Ke-25 sampai 32, Kepulauan Riau 1.500.974 pemilih, Bengkulu 1.494.828 pemilih, Maluku 1.341.012 pemilih, Papua Pegunungan 1.306.414 pemilih, Papua Tengah 1.128.844 pemilih, Kepulauan Bangka Belitung 1.067.434 pemilih, Sulawesi Barat 985.760 pemilih, dan Maluku Utara 953.978 pemilih.
Urutan ke-33 sampai 38, Gorontalo 881.206 pemilih, Papua 727.835 pemilih, Kalimantan Utara 504.252 pemilih, Papua Barat Daya 440.826 pemilih, Papua Barat 385.465 pemilih, dan Papua Selatan 367.269 pemilih.
Perinci, jumlah pemilih dalam negeri di 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, 83.731 desa (sebutan lain sesuai asas subsidiaritas UU Desa)/kelurahan, serta 820.161 Tempat Pemungutan Suara (TPS) per 2 Juli 2023 sebanyak 203.056.748 pemilih, terdiri dari 101.467.243 laki-laki, dan 101.589.505 perempuan.
Jumlah pemilih luar negeri di 128 negara perwakilan, dengan 3.059 PPLN, KSK dan Pos sebanyak 1.750.474 pemilih, terdiri atas 751.260 laki-laki, dan 999.214 perempuan.
Dengan demikian total rekapitulasi nasional jumlah pemilih dalam-luar negeri dengan 823.220 TPS/TPSLN, KSK, dan Pos, yakni 204.807.222 pemilih, terdiri dari 102.218.503 laki-laki, dan 102.588.719 perempuan.
Masih terkait faktor menyejarah Lampung tadi belum lagi dengan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif Lampung lainnya.
Ambil pemisalan, sandang status miniatur Indonesia, dengan fakta terdapat sedikitnya 32 etnis dari total 1.340 etnis Nusantara [Ike Edwin: 2017], --dengan kekayaan sedikitnya 742 bahasa/dialek, sedikitnya 478 suku bangsa didalamnya--, yang subsisten (hidup berdiam) saling rukun damai satu sama lain di 15 kabupaten/kota wilayah administratifnya.
Serta kualitas SDM politik, pemerintahan, hukum, hingga militer, mereka yang lahir di, berdarah dan berasal dari, atau memiliki tautan kekerabatan dengan Lampung.
Sebut saja, konglomerat genre kedua Bakrie & Brothers 1972–2004, dua periode anggota MPR 1988–1998, Ketum KADIN 1994–2004, Menko Perekonomian geser Menko Kesra Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) SBY-JK, eks Ketum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical); plus pewaris genre ketiga produk amalgamasi (kawin campur) Lampung-Batak, Anindya Novandra Bakrie, dan Ardi Bakrie.
Lalu, pernah jadi Wakil Asisten VII 1962–1965 dan Asisten VII/Keuangan Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad) 25 Oktober 1965–1967, Koorstaf Pribadi Ketua Presidium Kabinet Ampera 1966–Februari 1968, Deputi 3/Urusan Khusus Menpangad 11 Mei 1967–Februari 1968, Menteri Sekretaris Negara Kabinet Pembangunan I (30 Januari 1968–1972), Dubes untuk Belanda 8 Januari 1972–22 Maret 1974, anggota sejak 12 Maret 1975 lalu Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung (September 1977–31 April 1978), Menteri Agama Kabinet Pembangunan III (31 April 1978–19 Maret 1983), Menko Kesra Kabinet Pembangunan IV (19 Maret 1983–1988); Letjen Purn Alamsjah Ratoe Prawiranegara.
Lalu, putra tokoh gaek/eks politisi beringin Yusuf Djaiz, deklarator/ketua umum pertama Partai Keadilan Sejahtera dan aleg DPR sejak 2004, Dr Al Muzzamil Yusuf; dokter musisi pencipta lagu genre popdut/koplo/mixdut cum produser musik Nagaswara, politisi milenial Partai Persatuan Pembangunan (PPP) per 2017, Wakil Ketua IKA Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Lampung, Kabid Pendidikan Kesehatan DPD Jangkar Merah Putih Lampung, dr. Aldo Aprizo.
Juga, aktivis prodemokrasi: Ketum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi/SMID organ sayap Partai Rakyat Demokratik (PRD), pernah memimpin perjuangan bawah tanah PRD melawan rezim kapitalis-militeristik Orde Baru Soeharto, korban selamat penculikan aktivis 1997-1998, Komisaris Independen PT. Pos Indonesia 2016-2019, dan Staf Khusus Presiden Bidang Penanggulangan Bencana dan Bantuan Sosial 2009-2014, kini Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief.
Lalu, alumnus Ilmu Pemerintahan FISIP Unila 1997, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam/HMI Cabang Bandarlampung 2002-2003, Ketum PB HMI 2008-2010 Arif Mustopha; eks Ketua Mahkamah Agung dan Dewan Pers, Prof Dr Bagir Manan; serta, eks Sekjen, Plt. Ketum dan (saat wafat masih) Ketum Seknas Jokowi dan Komisaris Utama/Komisaris Independen PTPN XI), Dedy Mawardi.
Lalu, fenomenal yang pernah jadi Kapolres di Bandung Tengah (2001) dan Bandung 2002, Wakapoltabes Palembang 2003, Kapolrestro Bekasi 2004, saat menjabat Kapolrestro Jakarta Barat (2006) sempat buat geger jagat: menangkap Hercules, lalu naik jadi Penyidik Utama Direktorat V/Tipiter Bareskrim Polri (2008), Kapolwiltabes Semarang 2009, Kadepkum Direktorat Akademik Akpol (2010); lalu Wakapolda Sulawesi Tengah, Wakapolda Maluku Utara, Widyaiswara Madya Sespim Polri (selama 2013); Karorenmin Bareskrim Polri (2014), Kapolda Lampung 2015, Analis Kebijakan Utama Sahli Kapolri (31 Desember 2015-pensiun 2016); sejak 19 Mei 1989–saat ini merupakan Raja Kerajaan Adat Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung gelar Sultan Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi Sekala Beghak Yang Dipertuan Agung XXIII Paduka Yang Mulia (PYM) Saibatin Puniakan Dalom Beliau (SPDB) Brigjen Polisi Purn Edward Syah Pernong, yang juga merupakan bagian pendiri cum Ketua Dewan Kehormatan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN); kini Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Capres-Cawapres RI 2024-2029 nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) Lampung.
Lalu, dua putra mantan tangan kanan bos Astra Grup William Soerjadjaja: kelahiran Gunung Sugih Lampung Tengah Mochamad (Teddy) Thohir; yang juga bekas Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN-KIK) Jokowi-Ma'ruf 2019 kini Menteri BUMN Erick Thohir; kakaknya konglomerat bos Adaro dan GoTo, Garibaldi 'Boy' Thohir.
Lalu, aktivis 1998, Koordinator Keluarga Mahasiswa, Pemuda, Pelajar, dan Rakyat Lampung (KMPPRL), Sekretaris PRD Lampung Pemilu 1999, pendiri/eks Sekretaris LBH Rakyat, pendiri Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) kini Waketum DPP Partai Gerindra, aleg DPR/MPR dapil Jakarta Timur, Wakil Ketua Komisi III DPR, Dr. Habiburokhman; Kapolda Lampung 2016, mantan Staf Ahli Sospol Kapolri era Tito Karnavian, dan Analis Kebijakan Utama Bidsospol Sahli Kapolri, Irjenpol Purn Dr. Ike Edwin; jebolan SMAN 1 Pringsewu, bekas Ketua Dewan Nasional kini anggota Majelis Pakar Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Iwan Nurdin.
Lalu, Sekkab Way Kanan 2002-2006, Sekprov Lampung 2007-2010, dan Irjen Kementerian Kehutanan 2010-2012 kini Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Lampung Irham Djafar Lan Putra; Gubernur Lampung cum Ketua Partai Demokrat Lampung 2014-2019 kini Waketum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), M. Ridho Ficardo; dan sastrawan, sutradara, pelukis berdarah Minangkabau kelahiran Kupangkota, Telukbetung Utara, Bandarlampung, Motinggo Boesje.
Lalu, aktivis 1998, komisioner Komnas HAM 2017-2022, kini Jubir Partai Gerindra Bidang HAM dan Konstitusi Munafrizal Manan; eks Kastaf Kowilhan IV/Sulawesi, Pati Spri Kasad (1970); besan Panglima ABRI 1988-1993 dan Wakil Presiden 1993-1998 Jenderal Purn Try Sutrisno: Mayjen Purn Mussanif Ryacudu; dan putra sulungnya: Kasad 2002-2005 dan Menhan Kabinet Kerja 27 Oktober 2014-20 Oktober 2019, Jenderal Purn Ryamizard Ryacudu.
Lalu, kariris PNS per Maret 1985, Dirjen Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kemendagri 2014-2019, pernah Pj Gubernur Banten 11 Januari-12 Mei 2017, kini Analis Kebijakan Ahli Utama Bidang Pemdes Kemendagri cum Komisaris PT Semen Tonasa, Dr. Nata Irawan.
Lalu, aktivis gerakan perempuan, pendiri Elsapa, eks Direktur Eksekutif LSM Damar, Komisioner Komnas HAM, Ketua Seknas Jokowi Lampung, Siti Noor Laila; pendiri dan pembina DPP Lampung Sai, Kepala Deputi Operasi (Kadeops) Polri 2001, dua periode Gubernur Lampung 2004-2014, dan Dubes untuk Kroasia 2017-2021 Komjenpol Purn Sjachroedin Zainal Abidin Pagaralam.
Lalu, ekonom UI, kelak Menteri PPN/Kepala Bappenas KIB I (21 Oktober 2004-7 Desember 2005) geser jadi Menteri Keuangan hingga 20 Mei 2010, Plt. Menko Perekonomian 13 Juni 2008–20 Oktober 2009, Indonesia pertama menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia 1 Juni 2010–27 Juli 2016, Menkeu Kabinet Indonesia Kerja (27 Juli 2016–20 Oktober 2019), dan Menkeu Kabinet Indonesia Maju 2019–kini, Sri Mulyani Indrawati, Ph.D.
Lalu, Bendahara Umum pertama Partai Kebangkitan Bangsa 1998-2001 aleg DPR 1999-2004 Syafrin Romas; bintang film/Aktor Terbaik PWI Jaya dalam film Sanrego (1971) yang juga veteran pejuang kemerdekaan, wafat dimakamkan di TMP Tanjungkarang Bandarlampung: Letda TNI AU Purn Wagino Dachrin Mochtar tenar W.D. Mochtar; Sekjen DPP PAN 2005–2010 dan Ketum per 1 Maret 2015-kini, aleg DPR/MPR 2004–2009 lanjut 1-22 Oktober 2009, Menteri Kehutanan KIB II SBY-Boediono 2009–2014, Ketua MPR 2014–12019, Wakil Ketua MPR 3 Oktober 2019–15 Juni 2022, dan Menteri Perdagangan Kabinet Indonesia Maju 15 Juni 2022-kini: Zulkifli Hasan, serta masih banyak lagi.
Seperti lainnya, sekadar penyelia, individu, kelompok yang adu nasib di dunia hiburan misal. Pun olahraga dan lainnya. Ada di antaranya yang usai go publik, go politik.
Pasti ingat, mari sebut, mulai dari biduan cum politisi Partai Demokrat Andika 'Babang Tamvan' Mahesa Setiawan (dan Kangen Band, yang juga main bareng film Aku Memang Kampungan, dan Minggu Pagi di Victoria Park, selebritas berdarah Minangkabau kelahiran Krui, Pesisir Barat cum politisi legislator PKB (aleg DPR PAW Imam Nahrawi 27 Januari 2015-30 September 2019 lanjut 2019–2014) Dr. Arzeti Bilbina Huzaimi.
Juga, band Beage berhits 'Malam Ini' dan 'Satu Sama', biduanita Aurelia Devi Noviaty (eks Cherrybelle genre pertama), aktris cum personil Bukan Bintang Biasa (BBB) Chelsea Olivia Wijaya, selebritas nan bangga papanya pedagang lawas Mangga Dua Jakarta: VJ Daniel Mananta, band pop Davinci berhits 'Tak Selalu Benar'- 'Rindu Merana', pedangdut 90an asal Kota Metro Dayu AG juga sang adik si pelontos Solid AG, biduan cum politisi Partai Golkar Dedi 'Dide' Setiawan (dan Hijau Daun), serta komedian personil grup lawak populer Empat Sekawan, Derry Sudarisman.
Adapula band rockdut: Emily 'Permaisuriku', biduanita cilik legenda 90an/penyiar radio Enno Lerian, Puteri Indonesia 2019 berdarah Lampung (dari Yulia Peers/ibunya)-Inggris: Frederika Alexis Cull, band cadas Jenderal, komedian Jimmy Gideon, pedangdut era akhir 80an sampai 90an putri bos Radio Mustika FM Bandarlampung Mega Mustika, aktris Poppy Bunga, VJ Robby Purba, band pop The Potters berikut vokalisnya Kiki, band Udara 'Bintang Jatuh', banyak lagi.
Jika lupa kontan pula ingat, pernah viral pula kisah nyata kakak beradik asal Kabupaten Pringsewu, Angger (kakak/gitaris), Maulana (adik/vokalis), berangkat dari iseng Maulana unggah video nyanyinya bareng Angger di teras rumah ke media sosial Facebook bikin baper warganet, usai diunggah di YouTube ditonton hingga dua juta orang, banyak pula yang mengunggah ulang.
Lagu-lagu mereka lahir dari kisah nyata, ciptaan Angger yang mahir buat lirik lagu sejak 6 SD antara lain terinspirasi dari curhatan teman. Mereka sukses ciptakan banyak lagu, rekaman di Jakarta dengan debut hits Dia di Surgamu mengisahkan seorang anak yang yatim piatu, berbendera Laoneis Band bentukan 2011.
Belum, kisah lain pecinta kucing, akademia alumnus genre ke-3 Akademi Fantasi Indosiar (AFI) 2004, seusainya kontrak FTV diminta Guruh Soekarnoputra memerankan Inah di pentas musikal Mahadaya Cinta, join grup vokal Caramel bareng sejawat alumni AFI (Eky, Dewa, Tika, Tiwi), kelak pebisnis jasa fotografi top di Lampung/bos studio foto Surya Maxima: Yuke 'AFI' Elvandari.
Lalu juga Dian 'Idol' Evilya Kristanti jebolan Indonesian Idol 2007, peserta Indonesian Idol 2018 asal Lampung yang punya kisah nyata pilu belum pernah bersua ayah kandungnyi sejak lahir: Ferlita Reno Ningtyas, biduanita dangdut jebolan Bintang Pantura 6 tahun 2021 asal Pringsewu Dian Nadila Aprila 'Dila Nocil', juga Popo Gingsul, band berkekuatan lirik menembus relung Batas Senja, Ratu Koplo juara 2 Koplo Superstar ANTV 2022 Masitoh, terbaru si 16 tahun pe-single Telah Coba peserta Indonesian Idol musim ke-12 2023 asal Lampung Ardya 'Putri Gita' Asmara.
Kesemuanya tersebut, masing-masing memiliki episode 'mengandung bawang' dalam proses perjuangan menapaki tangga demi tangga kesuksesan karir kehidupannya.
Ada sisi kesukarelaan dalam proses kreatif perjuangan mencapai keberhasilannya.
Pun halnya relawan Ganjarist ini. Yang kini dipimpin Koordinator Nasional (Koornas), atau ketumnya Kris Tjantra. Meski sempat, Ganjar Pranowo, tokoh tertuju deklarasi 1 Juni 2021 mengaku tak tahu menahu saat itu, malah sempat mengaku tak mengenal para deklarator Ganjarist, dan menyebut dirinya sedang fokus menangani kasus COVID-19 usai lonjakan kasus baru di Kabupaten Kudus yang dicap jadi zona merah di Jawa Tengah.
“Ora reti aku (saya tak tahu soal Ganjarist),” reaksi Ganjar, disitat dari detik.com, Rabu (2/6/2021).
Nun berkebalikan 360 derajat seiring waktu, Koornas/Ketum Ganjarist Kris Tjantra yang diketahui menjadi staf khusus Opa, sapaan peraih Rekor MURI "Abdi Negara Terlama/56 Tahun" pada 2020 lalu: Ajudan Presiden Soekarno 1967–1968, Kapolres Tangerang (1974–1975), Kadispen Polri (1975–1976), Kepala Interpol (1976–1982), Kasat Komapta Polri (1982–1985), Wakapolda Jawa Barat (1985–1986), Kapolda Sumbagsel (1986–1988), Kapolda Jawa Barat (1988–1991), Dirut Mekatama Raya (korporat penarik iuran TVRI), anggota DPR 1999–2014, Ketua MPR pengganti Taufiq Kiemas yang wafat 8 Juni 2013, menjabat 8 Juli 2013-1 Oktober 2014, eks Dewan Pembina Relawan Jokowi (ReJo), anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 19 Januari 2015–sekarang, selain pengurus harian Balitbang DPP PDI Perjuangan: Irjen Purn Sidharto Danusubroto.
Kini, terpantau Kris super sibuk, sebagai bagian risiko dari konsekuensi logis Ganjarist menjadi salah satu dari deretan unsur maju organ 'relawan sulung' Ganjar Pranowo.
Dari Lampung, "(Kami) ada di 38 provinsi, di Lampung ada 26 Satuan Relawan tersebar di 15 kabupaten/kota," sahut Koordinator Provinsi (Koorprov) Ganjarist Lampung, Achmad Huzairin, terhubung pesan singkat, Senin (15/1/2024) pukul 11.28 WIB.
Dari bilangan sisi timur, tersebut nama Hariyanto, sebelumnya aktif Ketua DPC Paguyuban Jawa Tengah (PJT) Lampung Timur (Lamtim) senapas tarikan Pilpres, terjabat jua uluran jejaring infanteri politik Ganjarist. PJT sendiri, merupakan orsosmas perkumpulan dirian Leles Sudarmanto.
"Kalo saya di ormas PJT, Ketua DPC Lamtim. Kami di Satrel PJT Ganjarist Lamtim ketua juga," ujar dia, juga Senin, demi didapati semangat 45-nya blusukan keluar masuk kampung di sejumlah titik kecamatan di Lampung Timur, gigih mengkampanyekan dan antara lain dengan sekadar membagikan kaos bergambar Ganjar-Mahfud.
Sebagai disclaimer, artikel ini disusun sama sekali bukan pesan sponsor. Tak bermaksud mengglorifikasi, namun senada jutaan militan Ganjar-Mahfud lainnya se-Tanah Air, dari amatan dokumentasi blusukan Hariyanto lakukan, tercium aroma kesukarelaan itu, tercyduk aura kecintaan luar biasanya pada sosok duet Ganjar-Mahfud demi untuk dapat merebut tiket menuju Istana, menang terpilih 14 Februari nanti, terlantik 20 Oktober 2024. (Muzzamil)
Comments (0)
There are no comments yet