Ket Gambar : Ribuan mahasiswa UIN Mataram turun ke jalan hari ini, menyuarakan keresahan kolektif atas maraknya kasus kekerasan seksual (TPKS) di lingkungan kampus. | Ist

Clickinfo.co.id – Ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram turun ke jalan hari ini, menyuarakan keresahan kolektif atas maraknya kasus kekerasan seksual (TPKS) di lingkungan kampus. 

Aksi yang diinisiasi oleh Aliansi Mahasiswa UIN Mataram ini menuntut birokrasi kampus untuk serius mengawal penyelesaian kasus tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Dalam orasinya, Presiden Mahasiswa UIN Mataram Abed Aljabiri Adnan menegaskan bahwa kampus telah gagal secara sistemik dalam memberikan rasa aman kepada mahasiswanya, terutama perempuan. 

"Kampus seharusnya menjadi ruang aman untuk belajar dan tumbuh, bukan tempat di mana relasi kuasa dimanfaatkan untuk mencederai martabat mahasiswa. Kami tidak akan diam hingga semua pelaku ditindak, dan korban mendapat keadilan," tegas Abed.

Aksi ini dipicu oleh temuan investigasi internal yang mengejutkan, mencatat 25 kasus kekerasan seksual sejak 2021 hingga 2024. 

Mirisnya, tiga mahasiswa diduga menjadi korban hingga mengalami kehamilan. 

Sebagian besar korban adalah mahasiswa penerima beasiswa dan penghuni Mahad, yang secara sosial dan ekonomi berada dalam posisi rentan.

Mahasiswa juga menyoroti kegagalan Satgas PPKS bernama UIN Care, yang dianggap tidak berpihak pada korban dan tunduk pada kepentingan birokrasi. Satgas tersebut dinilai menjadi simbol kosong tanpa keberanian dan integritas.

Menanggapi aksi tersebut, Wakil Rektor I UIN Mataram, Prof. Dr. H. Adi Fadli, M.Pd, menyampaikan komitmen akan membuat Satgas PPKS yang ada di UIN Mataram lebih baik ke depannya. 

"Pihak rektorat tidak akan menutup-nutupi. Kami terbuka, dan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penanganan TPKS di kampus, termasuk meninjau kembali keberadaan dan fungsi Satgas PPKS," ungkapnya di hadapan massa aksi.